Madura Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Jawa Timur membangun sistem penyediaan air minum (SPAM) di 25 desa sebagai upaya memenuhi kebutuhan air bersih warga di wilayah itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Sampang Moh Zis menjelaskan 25 desa yang menjadi sasaran program ini, tersebar di beberapa kecamatan dengan total anggaran Rp8,2 miliar.
"Program ini bersumber dari dana alokasi khusus Pemkab Sampang 2024," katanya di Sampang, Senin.
Ia menjelaskan program SPAM sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam upaya membantu mengatasi kebutuhan dasar dasar masyarakat, utamanya penyediaan air bersih.
"Dengan demikian program SPAM ini untuk meningkatkan akses air minum untuk masyarakat," katanya.
Ia mengharapkan program tersebut memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat, termasuk dalam berupaya mengurangi prevalensi stunting yang disebabkan perilaku buang air besar sembarangan.
Melalui program ini, pihaknya berharap, masyarakat dapat mengakses air bersih dengan mudah, termasuk mengurangi jumlah desa yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih saat musim kemarau.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, jumlah desa rawan kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau 2024 tercatat 102 desa.
Ia menyebutkan 102 desa yang mengalami kekeringan itu, terdiri atas 81 desa mengalami kering kritis, enam desa mengalami kering langka, dan 15 desa mengalami kering langka terbatas.
Kering kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.
Kering langka terjadi apabila kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter per orang per hari, dan jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.
Kering langka terbatas apabila jarak antara permukiman dan sumber air mencapai kurang dari tiga kilometer.
"Kami yakin dengan adanya program SPAM tahun ini, jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih bisa berkurang," kata Kepala Pelaksana BPBD Sampang Chandra Ramadhani Amin.
Ia menjelaskan jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau kali ini bertambah dibandingkan dengan pada 2023.
Pada 2023, jumlah desa yang mengalami kekeringan tercatat 92 desa. Jumlah desa yang masuk kategori kering kritis pada musim kemarau kali ini tersebar di 10 kecamatan.
Ia menyebutkan 102 desa itu tersebar di Kecamatan Kedungdung 15 desa, Sreseh (12), Tambelangan (10), Sokobanah (9), Robatal (9), Sampang (7), Karang Penang (7), Pangarengan (6), Torjun (4), dan Banyautes (2).