Sampang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Jawa Timur menghibahkan tanah seluas 6.300 meter persegi untuk mendukung program kemandirian pangan di Pulau Madura.
Bupati Sampang Slamet Junaidi di Sampang, Senin, mengatakan, hibah tanah itu sebagai bentuk komitmen Pemkab Sampang dalam berupaya mendukung dan mensukseskan program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto dan sekaligus sebagai dalam memperkuat ketahanan pangan di Pulau Madura yang selama ini menghadapi tantangan serius dalam proses pengeringan dan penggilingan hasil panen.
"Pengelola dari program ini adalah Perum Bulog, sehingga nota kesepahaman terkait program ini adalah antara Pemkab Sampang dengan Perum Bulog," katanya.
Menurut Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto, pembangunan fasilitas pasca panen itu merupakan bagian dari arahan Presiden RI untuk memperkuat rantai pasok pangan nasional.
"Sesuai arahan Bapak Presiden, Bulog akan membangun 100 titik infrastruktur pasca panen berupa unit pengeringan, penggilingan, serta gudang atau silo padi dan jagung. Selama ini di Pulau Madura belum tersedia fasilitas modern tersebut, sehingga petani terpaksa membawa gabah ke luar pulau, bahkan hingga Jember atau Bojonegoro, hanya untuk dikeringkan. Dengan adanya hibah tanah dari Bupati Sampang seluas 6.300 meter persegi, Bulog kini dapat membangun fasilitas lengkap ini di Madura, sehingga ke depan petani tidak perlu lagi membawa hasil panen keluar pulau," katanya.
Lokasi hibah tanah di Sampang itu berada di Desa Taman, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang. Lokasi ini dipilih karena posisinya strategis dan dapat menjangkau seluruh wilayah Madura.
Di atas lahan tersebut akan dibangun Unit Pengeringan (dryer), Unit Penggilingan (RMU), serta gudang atau silo modern yang mampu mengolah padi dan jagung secara cepat, efisien, dan sesuai standar nasional. Infrastruktur ini juga diharapkan menjadi pusat pengolahan pasca panen terpadu yang mampu mengatasi persoalan klasik petani Madura terkait minimnya fasilitas pengeringan dan penggilingan.
Pembangunan infrastruktur ini merupakan solusi konkrit dari persoalan yang selama bertahun-tahun dihadapi petani Madura. Selama ini, tidak adanya fasilitas pengeringan dan penggilingan modern membuat hasil panen harus dikirim keluar pulau, menambah biaya logistik, mengurangi kualitas gabah, hingga membuat petani bergantung pada fasilitas di daerah lain. Dengan hadirnya fasilitas modern di Sampang, proses pasca panen akan lebih efisien, kualitas komoditas lebih terjaga, dan nilai ekonomi produk dapat meningkat.
Bulog melihat kerja sama ini sebagai model kolaborasi ideal antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN pangan dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional. Pembangunan 100 titik infrastruktur pasca panen di berbagai
