Madura Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Jawa Timur membangun alat pemurnian garam sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hasil produksi garam bagi petambak garam di Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang.
Penjabat (Pj) Bupati Sampang Rudi Arifianto di Sampang, Jawa Timur, Minggu mengatakan, alat ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas garam konsumsi agar dapat menembus pasar garam industri, sehingga memberikan nilai tambah bagi petani garam dan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Saat ini harga garam konsumsi di tingkat petani hanya Rp500 per kilogram," kata Rudi.
Melalui alat pemurnian garam ini, sambung dia, garam hasil produksi petambak garam di Pangarengan ini bisa ditingkatkan menjadi garam industri dengan harga yang lebih mahal.
Ia menjelaskan, harga garam industri kini mencapai Rp3.500 per kilogram, sehingga petani garam bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.
"Jadi, penyediaan alat pemurnian garam ini sebagai upaya pemerintah Kabupaten Sampang untuk mendukung upaya pengembangan ekonomi berbasis garam industri di Kabupaten Sampang," kata Rudi.
Ia menambahkan bahwa pengembangan garam industri di Sampang akan berdampak signifikan terhadap kemajuan ekonomi masyarakat setempat.
"Saya ingin masyarakat Sampang memiliki kail dan pancing untuk memakmurkan kehidupan mereka," tegasnya.
Alat pemurnian ini menggunakan teknologi sederhana namun efektif, dengan biaya terjangkau dan mampu menghasilkan garam industri berkualitas tinggi.
Garam yang dihasilkan diharapkan memiliki kadar kemurnian minimal 97 persen dengan kadar air (MC) hanya 0,05 persen.
Untuk memastikan standar kualitas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan melakukan uji laboratorium pada garam yang dihasilkan.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa jika uji coba ini berhasil, akan terbuka peluang untuk memperbanyak alat pemurnian melalui skema kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun pihak swasta.
“Kolaborasi antara pemerintah, BRIN, dan pengusaha menjadi kunci untuk mendorong produksi garam industri di Sampang agar memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal,” katanya.
Diharapkan inisiatif ini menjadi solusi atas permasalahan harga garam konsumsi yang rendah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sampang.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkab Sampang, luas lahan tambak garam di Kabupaten Sampang mencapai 4.382,7 hektare dengan produksi 397.922 ton dengan rata-rata produktivitas tambak garam antara 80-100 ton per hektare. Luas lahan prospektif mencapai 173,7 hektare.
Potensi tambak garam di wilayah ini tersebar Kecamatan Camplong, Sampang, Pangarengan, Sreseh, dan Kecamatan Jrengik dengan jumlah sebanyak 219 kelompok usaha garam.
Akan tetapi, dari total luas 4.382,7 hektare tambak garam tersebut, hingga akhir 2024 tinggal 2.800 hektare. Penyusulan lahan ini terjadi, karena banyak areal tambak yang dibangun menjadi pemukiman warga.