Sampang (Antara Jatim) - Komisi III DPRD Sampang, Jawa Timur, menemukan proyek pembangunan sistem
penyediaan air minum (SPAM) di wilayah itu tidak tepat guna.
"Proyek pembangunan SPAM yang tidak tepat guna kami temukan di Desa Komis, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang," kata juru bicara KomisiIII DPRD Sampang Anwar Sanusi di Sampang, Kamis.
Ia menjelaskan proyek SPAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga itu, rencana semula akan dibangun di Desa Rabasan, Kecamatan Kedungdung, Sampang.
Anwar mengatakan desa tersebut memang dikenal selalu kekurangan air bersih selama kemarau, sehingga masyarakat mengusulkan agar dibangun SPAM untuk memenuhi kebutuhan warga.
Menurut dia, rencana semula penyediaan air di desa itu dari titik air Sumber Pancor yang ada di Desa Rabasan Kecamatan Kedungdung dan akan dialirkan ke desa lain, seperti Desa Komis, Daleman dan Desa Gunung
Eleh.
"Ternyata SPAM itu tidak dibangun di Desa Rabasan, akan tetapi di Desa Komis," ujar Anwar.
penyediaan air minum (SPAM) di wilayah itu tidak tepat guna.
"Proyek pembangunan SPAM yang tidak tepat guna kami temukan di Desa Komis, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang," kata juru bicara KomisiIII DPRD Sampang Anwar Sanusi di Sampang, Kamis.
Ia menjelaskan proyek SPAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga itu, rencana semula akan dibangun di Desa Rabasan, Kecamatan Kedungdung, Sampang.
Anwar mengatakan desa tersebut memang dikenal selalu kekurangan air bersih selama kemarau, sehingga masyarakat mengusulkan agar dibangun SPAM untuk memenuhi kebutuhan warga.
Menurut dia, rencana semula penyediaan air di desa itu dari titik air Sumber Pancor yang ada di Desa Rabasan Kecamatan Kedungdung dan akan dialirkan ke desa lain, seperti Desa Komis, Daleman dan Desa Gunung
Eleh.
"Ternyata SPAM itu tidak dibangun di Desa Rabasan, akan tetapi di Desa Komis," ujar Anwar.
Sehingga, sambung dia, proyek bernilai Rp3 miliar itu tidak bisa dimanfaatkan masyarakat, seperti saat kemarau seperti sekarang ini.
Anggota Komisi III DPRD Sampang itu lebih lanjut menjelaskan, proyek pembangunan SPAM itu pada APBD 2016, senilai Rp3 miliar.
Selain letak lokasi proyek yang salah, yang juga menyebabkan proyek senilai Rp3 miliar itu tidak berfungsi optimal, juga karena pemasangan pipa tidak sempurnya, sehingga tidak bisa dimanfaatkan masyarakat.
Anwar Sanusi menjelaskan telah menyampaikan temuannya itu ke dinas terkait. "Kami berharap agar segera diperbaiki sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Sampang ini," ujarnya. (*)
Anggota Komisi III DPRD Sampang itu lebih lanjut menjelaskan, proyek pembangunan SPAM itu pada APBD 2016, senilai Rp3 miliar.
Selain letak lokasi proyek yang salah, yang juga menyebabkan proyek senilai Rp3 miliar itu tidak berfungsi optimal, juga karena pemasangan pipa tidak sempurnya, sehingga tidak bisa dimanfaatkan masyarakat.
Anwar Sanusi menjelaskan telah menyampaikan temuannya itu ke dinas terkait. "Kami berharap agar segera diperbaiki sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Sampang ini," ujarnya. (*)