Surabaya (ANTARA) - DPP PPP menitipkan empat poin pembangunan Jawa Timur kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak jika menang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
“Jika Ibu Khofifah dan Mas Emil memang kembali di Pilkada Jawa Timur, PPP menitipkan empat poin penting untuk pembangunan Jawa Timur di masa mendatang,” kata Ketua DPP PPP Aunur Rifiq dalam keterangan diterima di Surabaya, Rabu.
Poin pertama adalah pembangunan di bidang pendidikan, yang dinilai merupakan kebutuhan dasar untuk memotong rantai kemiskinan. Tercatat, lanjutnya, pada 2023, lama pendidikan masyarakat Jatim rata-rata pada kisaran 8,11 tahun.
"Ini masih di bawah lama pendidikan secara nasional 8,77 tahun. Artinya provinsi masih perlu membuka peluang agar lama pendidikan mencapai lebih 10 tahun,” katanya.
Poin kedua adalah peningkatan pendapatan per kapita. Saat ini pendapatan perkapita Jatim baru sebesar 71,12 juta per tahun yang masih di bawah pendapatan per kapita nasional sebesar 75 juta per tahun.
“Provinsi ini masih banyak peluang dengan langkah-langkah, yakni meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi, serta mendorong generasi muda untuk berwirausaha,” jelasnya.
Poin selanjutnya adalah upaya pengentasan kemiskinan, dimana penduduk miskin di Jatim masih sebesar 10,35 persen atau berada di urutan ketiga provinsi termiskin di Jawa setelah Yogyakarta dan Jawa tengah.
“Tingkat kemiskinan nasional adalah 9,36 persen. Langkah strategis menjadi keniscayaan, maka perlu segera menata fasilitas pendidikan agar meningkatkan lama belajar rata-rata dan membuka banyak lapangan kerja serta mendorong masyarakat atau generasi muda berbisnis," pinta Aunur.
Poin selanjutnya adalah pembangunan di sektor pangan. Produktivitas padi di Jawa timur mencapai 5,72 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare, di atas produktivitas nasional yang sebesar 5,24 ton GKG per hektare.
“Adapun produksi beras 5,709 juta ton dan kebutuhan konsumsi beras sebanyak 5,185 juta ton beras, artinya pada 2023 propinsi ini surplus 524.000 ton beras. Pada 2024 secara nasional diperkirakan masih kekurangan 5 juta ton beras," kata Aunur
Untuk meningkatkan pembangunan pangan ini harus didukung dengan adanya pupuk hayati yang bernama asam humat dan mempunyai fungsi untuk membenahi tanah yang sudah keras karena terlalu lama menggunakan pupuk kimia.
“Ada contoh di Cikampek yang saya datangi, anakan satu benih bisa mencapai 130-an dan biasanya cuma 30 kalau menggunakan NPK. Oleh karena itu, disarankan menggunakan pupuk hayati ini,” tuturnya.