Washington (ANTARA) - Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah melakukan serangan udara di Jalur Gaza yang merupakan serangan terbesar sejak gencatan senjata dengan kelompok Palestina Hamas mulai berlaku pada 19 Januari.
"Berdasarkan arahan dari eselon politik, pasukan IDF dan Shin Bet melancarkan serangan besar-besaran terhadap sejumlah titik kelompok Hamas di seluruh Jalur Gaza," kata juru bicara militer Avichay Adraee di media sosial X pada Selasa.
Media lokal, mengutip layanan darurat sipil Palestina, melaporkan bahwa setidaknya 200 orang telah tewas, termasuk wanita dan anak-anak
Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan Kepala Pertahanan Israel Katz telah menginstruksikan militer untuk mengambil tindakan tegas terhadap Hamas di Gaza, menurut pernyataan dari Kantor Kepala Otoritas.
"Ini menyusul penolakan berulang Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakan terhadap semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Presiden AS Steve Witkoff dan dari para mediator," kata pernyataan tersebut.
Militer menyerang sasaran Hamas di Gaza untuk mencapai tujuan perang sebagaimana yang telah ditetapkan oleh eselon politik, termasuk pembebasan semua sandera kami, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, kata pernyataan itu.
“Israel, mulai saat ini, akan bertindak melawan Hamas dengan meningkatkan kekuatan. Rencana operasional telah disampaikan oleh IDF selama akhir pekan dan telah disetujui oleh pimpinan politik," tambahnya.
Hamas mengatakan bahwa pemerintah Israel telah menyatakan perang terhadap Gaza dengan melanggar perjanjian gencatan senjata.
"Kami menuntut para mediator untuk meminta pertanggungjawaban penuh kepada Netanyahu dan pendudukan Zionis atas pelanggaran dan pembatalan perjanjian tersebut," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Sumber: Anadolu
Sedikitnya 200 orang tewas setelah serangan skala besar Israel di Gaza
Selasa, 18 Maret 2025 16:30 WIB

Ilustrasi - Jalur Gaza setelah 15 bulan digempur Israel tanpa jeda. (ANTARA/foto-Anadolu/py.)