Dinkes Bojonegoro Lakukan Pengasapan Nyamuk DBD
Selasa, 21 Februari 2012 17:53 WIB
Bojonegoro - Jajaran Dinkes Bojonegoro, Jatim, Selasa, melakukan pengasapan atau "fogging" untuk membunuh nyamuk Aedes Aegipty, setelah diketahui ada tiga penderita positif deman berdarah dengue (DBD) di wilayah perkotaan.
"Ini pengasapan yang kedua, sebelumnya pengasapan juga sudah kami lakukan di sekitar lingkungan rumah warga yang positif terkena penyakit DBD pada sepekan lalu," kata petugas Dinkes Bojonegoro, Edy Seputro, Selasa.
Ia menjelaskan, pengasapan pertama dilakukan di radius 400 meter dari rumah penderita DBD di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, yang diketahui ada dua penderita positif DBD.
Selain itu, di Desa Ngroworejo yang juga di Kecamatan Kota, yang diketahui ada satu penderita positif DBD.
Pengasapan kedua, lanjutnya, untuk membunuh nyamuk Aedes Aegipty yang kemungkinan masih ada, setelah pengasapan pertama. Hanya saja, sebelumnya masyarakat di lokasi kasus DBD harus melakukan gerakan membunuh jentik-jentik nyamuk penyebab DBD dengan melakukan gerakan 3 M (menguras, mengubur dan menutup tempat yang ada airnya).
"Diharapkan, dengan dilakukan pengasapan dua kali, perkembangan nyamuk Aedes Aegipty sudah tidak ada lagi," ucapnya.
Ia menyebutkan, dalam pengasapan itu dikerahkan enam petugas yang melakukan pengasapan di sekitar pemukiman warga yang terjangkit DBD, baik di Desa Sukorejo dan Ngroworejo, di Kecamatan Kota.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Bojonegoro, M. Ihsan, menjelaskan, pencegahan penyakit DBD, justru yang paling penting yakni masyarakat melakukan gerakan 3 M.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat juga melakukan abatisasi di tempat yang airnya jernih, seperti bak mandi atau tempat lainnya, sebab pengasapan atau fogging hanya membunuh nyamuk, namun tidak membunuh jentik-jentik nyamuk penyebab DBD.
Ia meminta, warga di daerah endemi DBD di Bojonegoro, yang diketahui dalam tiga tahun terakhir selalu ditemukan penderita DBD, melakukan gerakan 3 M dan abatisasi.
Berdasarkan data pada 2011, jumlah penderita DBD terbanyak di Kecamatan Kota 35 orang, lalu Baureno 27 orang, Kepohbaru 14 orang, Kanor 12 orang, Kasiman lima orang, Dander lima orang, Padangan dan Kedungadem masing-masing empat orang.
"Bahan abate, bisa langsung meminta di puskesmas yang ada di wilayah Bojonegoro, secara gratis, " ucapnya, seraya menambahkan.
Dengan semakin meningkatnya curah hujan yang terjadi akhir-akhir ini, maka semakin memberikan keleluasaaan perkembangan nyamuk Aedes Aegypti.
Hal itu karena nyamuk penyebab DBD itu bisa mudah berkembang biak di tempat yang terisi air, seperti di pelepah pisang, bambu atau tempat lainnya yang airnya jernih.
"Tapi dalam tiga tahun terakhir, ada kecenderungan jumlah penderita DBD menurun," ucapnya, menambahkan. (*)