Perahu Tambang Bengawan Solo Minim Peralatan Keamanan
Jumat, 6 Januari 2012 11:10 WIB
Bojonegoro - Perahu tambang yang beroperasional di sejumlah penyeberangan perairan Bengawan Solo, Bojonegoro masih minim peralatan keamanan penumpang berupa jerigen atau baju pelampung, sebagaimana yang disyaratkan di dalam Peraturan Bupati (Perbup) Bojonegoro.
Seorang penambang perahu di tambangan (penyeberangan) Desa Kauman, Kecamatan Kota, Sungkono, Jumat mengatakan, di lokasi tambangan setempat yang menghubungkan Desa Kauman di Kecamatan Kota dengan Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, beroperasional dua perahu.
Satu perahu tambang, sudah dilengkapi dengan peralatan keamanan penumpang perahu berupa tiga buah jerigen masing-masing 30 liter, sedangkan satu perahu tambang lainnya masih ada peralatan keamanannya. "Kami lebih senang kalau perahu dilengkapi peralatan keamanan," ucapnya.
Sebab, lanjutnya, para penambang yang mengoperasikan perahu, menandatangani perjanjian yang isinya, kalau sewaktu-waktu terjadi musibah dalam penambangan perahu menjadi tanggung jawab penampang.
"Ini perjanjiannya, berlaku selama setahun," kata Sungkono, sambil menunjukan surat kuasa pengelolaan tambangan.
Di dalam surat itu, ditandatangani Kepala Desa Kauman, Kecamatan Kota, Hafis Misbahfuddin, yang memberi kuasa kepada Sungkono, sejak 20 Desember 2011 hingga 20 Desember 2012.
"Di tambangan di tempat kami ada tiga perahu yang beroperasi, tapi yang ada peralatan keamanannya baru satu perahu," ucap seorang penambang perahu di tambangan Desa Jetak, Kecamatan Kota, Slamet.
Menurut dia, peralatan yang terpasang di salah satu perahu itu, berupa tiga unit baju pelampung bantuan yang diperoleh dari Dinas Perhubungan (Dishub)."Dua perahu lainnya belum ada peralatan keamanannya," ungkapnya.
Dalam mengoperasionalkan perahu, lanjut Sungkono, para penambang memanfaatkan perahu tambang yang dilengkapi peralatan keamanan, ketika sedang sepi penumpang. Kalau pada jam sibuk, seperti pagi hari, perahu tambang yang ada dioperasionalkan semua.
Dimintai konfirmasi, Kepala Bidang Hubungan Darat Dishub Bojonegoro, Chozim mengakui, banyak perahu tambang yang beroperasional di perairan Bengawan Solo masih minim dengan peralatan keamanan penumpang perahu.
Berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) No. 44 tahun 2011 tentang Transportasi Air, Standar Keselamatan dan Keamanan Penyeberangan, kelengkapan peralatan kemanan penumpang menjadi tanggung jawab pengusaha tambangan.
Sedangkan bantuan jerigen dan baju pelampung yang pernah diberikan kepada pengusaha perahu, sifatnya hanya stimulan, agar pengusaha penambang bersedia menambah peralatan keamanan perahu tambang.
"Dalam sosialisasi kami terus meminta pengusaha tambangan menambah peralatan keamaman penumpang perahu," paparnya.
Namun, menurut dia, dari segi kelayakan perahu, sudah terjadi perubahan karena pengusaha tambangan sudah mulai mengganti perahunya yang rusak dengan yang baru atau melakukan renovasi secara total perahunya, sehingga layak jalan.
Sudah 90 persen kondisi perahu tambang terutama di tambangan padat penumpang sudah layak jalan, katanya, menjelaskan.
Berdasarkan data di Dishub Bojonegoro, di sepanjang perairan Bengawan Solo di Bojonegoro tercatat sebanyak 91 titik lokasi tambangan yang tersebar di sejumlah desa di 10 kecamatan. Di titik lokasi tambangan tersebut, ada 198 perahu tambang yang beroperasi dengan jumlah 132 penambang.
Lokasinya di antaranya, di Kecamatan Margomulo, Ngraho, Malo, Dander, Kalitidu, Trucuk, di wilayah barat, juga di Kecamatan Kota, hingga wilayah timur di Kecamatan Baureno.(*)