"Kami sudah semangat berkomitmen bahkan kita setiap hari melakukan evaluasi terkait judi online ini," ujar Imam usai upacara Hari Bhayangkara ke-78.
Jenderal dengan dua bintang ini memastikan sejumlah upaya pencegahan terus digalakkan oleh Korps Bhayangkara, salah satunya bekerja sama dengan lembaga dan Polda lain.
"Karena judi online ini kegiatan yang tanpa batas melalui media-media sosial. Kami bekerja sama dengan Polda Jakarta (Metro Jaya) dan kementerian lembaga terkait untuk memberantas terutama penyelenggaranya," ujar dia.
Tak hanya itu, Imam memastikan bahwa pihaknya akan terus melakukan sosialisasi tentang bahaya sekaligus dampak dari judi online. Menurut dia, judi online tidak ada untungnya, bahkan bisa membuat pemainnya menjadi terpuruk.
"Kami sadarkan bahwa judi online itu betul-betul membuat jiwa kita makin terpuruk, makin rusak. Bahkan ada contohnya keluarga rusak gara-gara judi online," katanya.
Untuk itu, Polda Jatim mengupayakan pencegahan dini agar masyarakat tidak lagi tertarik dengan judi online.
Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Politik Hukum dan HAM (Kemenko Polhukam) penjudi online di Jatim menempati posisi lima besar. Tepatnya terbanyak keempat, di bawah Jawa Barat (Jabar) dengan 535.644 orang, Jakarta 238.568 orang, Jawa Tengah (Jateng) 201.963 orang, kemudian Jatim 135.227 orang.
Pada kesempatan yang sama Imam mengemukakan bahwa berdasarkan survei Litbang Kompas, citra Polri di hadapan masyarakat sebesar 73,1 persen. Hasil baik ini, lanjut dia, mewujudkan menjadi motivasi bagi Polri meningkatkan kinerja dan pelayanan yang lebih baik.
"Kepercayaan masyarakat menjadi modal bagi Polri untuk meningkatkan keamanan dan pelayanan bagi masyarakat," tuturnya.
Menurutnya, tantangan Indonesia emas semakin kompleks. Polda Jatim dan masyarakat berkomitmen untuk beradaptasi sehingga Polri menciptakan Kamtibmas yang positif serta menciptakan iklim investasi semakin kondusif.
"Memperkuat komitmen ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ucap dia.