"Banyak atlet-atlet Ubaya yang jadi atlet Puslatda dan itu sudah standarnya nasional dan internasional. Hari ini di AUG mendapat dua emas dan satu perak, itu anak Ubaya semua," ucapnya di sela pertandingan cabor wushu di Ubaya Sport Center Surabaya, Kamis.
Nabil menjelaskan kejuaraan olahraga antarmahasiswa se-Asia Tenggara ini, merupakan lompatan untuk memprediksi perolehan medali di Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Itu yang paling penting sehingga mudah-mudahan nanti ada all Jatim final, jadi dalam posisi terkunci dan aman," katanya.
Selain itu, kata dia, kompetisi antarnegara ASEAN ini juga sebagai awal untuk menciptakan prestasi dan alat ukur sebelum ajang PON digelar.
"Sehingga ada alat ukurnya, paling tidak ekspresinya, suasana, aura pertandingnya itu pada level yang hampir sama dengan PON. Dengan suasana seperti ini juga, terlebih ini pada level internasional meskipun hanya antarmahasiswa," ujar Nabil.
Oleh karena itu, lanjutnya, sangat memungkinkan jika Ubaya bisa bekerja sama dengan wushu terkait tempat pemusatan latihan ataupun yang lain.
"Sangat mungkin nanti tinggal Pak Rektor aja bagaimananya," tuturnya.
Sementara itu, Rektor Ubaya Dr. Benny Lianto mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah daerah untuk pengembangan prestasi olahraga.
"Untuk itu kami juga saat ini sedang mendesain untuk memberi beasiswa bagi para atlet. Jadi kami mengajak seluruh atlet yang punya prestasi baik tingkat daerah, tingkat nasional atau internasional untuk bergabung dan mendapat beasiswa," ujarnya.
Selain itu, dirinya mengucapkan terima kasih atas kerja keras para atlet wushu Indonesia utamanya para mahasiswa Ubaya yang telah menorehkan prestasi di ajang AUG 2024.
"Selamat dan terima kasih kasih kepada para atlet Wushu Indonesia terlebih atlet dari Ubaya atas kerja keras dan prestasi yang bisa membuat bangga kampus ini," kata Dr. Benny Lianto.
Berikut perolehan medali cabor Wushu:
Taiji Quan (pria)
1. Medali Emas : Rainer Reinaldy Ferdiansyah, Indonesia
2. Medali Perak : Hendy Irmanto Juan, Indonesia
3. Medali Perunggu : Tay Yu Xuan, Singapura
Taiji Quan (wanita)
1. Medali Emas : Lachkar Basma, Brunei Darussalam
2. Medali Perak : Alexandra Calista Setiawan, Indonesia
3. Medali Perunggu : Zefanya Adelia Sidharta, Indonesia
Dao Shu (pria)
1. Medali Emas : Seraf Naro Siregar, Indonesia
2. Medali Perak : Jeremiah Mathias Muntu, Indonesia
3. Medali Perunggu : Gajo Johnzenth, Philipina
Jian Shu (wanita)
1. Medali Emas : Simon Andrea, Indonesia
2. Medali Perak : Le Yin Shijen, Singapura
3. Medali Perunggu : Geraldine Patricia, Indonesia