Kota Madiun (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menilai jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) memiliki andil yang besar dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul di wilayah setempat.
"Siswa SMK merupakan SDM tepat untuk merespons perubahan zaman yang kini memiliki pemahaman tentang 'big data', 'artificial intellegence (AI)', robotik, dan 'internet of things (IOT)' guna menyongsong revolusi industri 4.0," ujarnya saat membuka Lomba Kompetensi Siswa (LKS) XXXII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Provinsi Jatim Tahun 2024 di GOR Wilis Kota Madiun, Selasa.
Menurut dia, pendidikan vokasi SMK menjadi bukti nyata Pemprov Jatim dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa.
Di Jawa Timur, saat ini jumlah SMK mencapai 2.161 lembaga dengan jumlah siswa mencapai 764.220 orang. Para siswa SMK diprioritaskan dapat menjadi SDM unggul yang siap kerja atau bahkan membuka lapangan pekerjaan sendiri.
Jumlah SMK dan prestasi siswa Jatim berkontribusi terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang mana tahun 2023 mencapai 74,65, naik dibandingkan dengan tahun 2022 di angka 74,05. Capaian ini lebih tinggi dari capaian IPM nasional tahun 2023 di angka 74,39.
Tingkat pengangguran terbuka turun dari 5,49 persen pada Agustus 2022 menjadi 4,88 persen pada Agustus 2023, sedangkan rata-rata nasional di angka 5,32 persen.
"Alhamdulillah tingkat pengangguran lulusan SMK kita terus menurun. Tahun lalu 9,3 persen, sekarang 8,7 persen. Lulusan SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes) Jatim terbanyak termasuk untuk vokasi, SMK menjadi leading soal kelulusan nasional dan penerapan praktik, sehingga lulusan SMK ini mampu bersaing dalam dunia kerja maupun menjadi entrepreneur andal dan membanggakan. SMK adalah sekolah yang anti nganggur," katanya.
Adhy juga mengutip Profesor Daoed Joesoef, di mana pendidikan vokasi kunci mencapai perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
"Ini memanggil kita untuk menjadikan pendidikan vokasi sebagai prioritas karena tidak hanya memiliki lebih banyak pengetahuan, tetapi juga menjadi lebih. Inilah yang menjadi landasan bagi kemajuan sosial dan ekonomi kita," katanya.
Dinas Pendidikan Jatim juga berkolaborasi dengan pelaku Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (Dudika) untuk membuka 30 stan "job matching".
"Business matching ini pertama kali dilakukan oleh Disdik Jatim, bukan hanya menunjukkan bidang usahanya tapi juga membuka rekrutmen untuk perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pegawai magang dari bidang vokasi, nah ini meningkatkan kontribusi SMK terhadap penurunan angka pengangguran," katanya.
Untuk itu, Provinsi Jawa Timur akan terus mendukung SMK Jatim dalam mencetak SDM unggul melalui berbagai upaya, di antaranya pelatihan dan uji kompetensi berstandar nasional serta mengasah kemampuan dengan lomba kompetensi siswa SMK untuk menyaring keunggulan SDM muda Jawa Timur sesuai dengan kebutuhan "Dudika".