Surabaya (ANTARA) - Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Khofifah Indar Parawansa, mengimbau pendukung tak melakukan aksi euforia berlebihan merayakan kemenangan di Pemilihan Presiden 2024.
"Alhamdulillah, suatu hasil yang wajib disyukuri karena hasilnya sesuai dengan harapan," ujar Khofifah di Surabaya, Kamis.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.
Penetapan tertuang dalam Keputusan KPU Nomor 360 Tahun 2024 tentang Penetapan hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Tahun 2024.
Prabowo-Gibran meraih 96.214.691 suara. Sedangkan, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 40.971.906 suara, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md mendapatkan 27.040.878 suara.
Khofifah berharap semua pihak bisa mengendalikan diri dan menerima hasil Pemilu 2024 dengan bijak, sekaligus meminta doa agar Prabowo-Gibran mampu membawa kebaikan dan kemajuan bagi Indonesia.
Gubernur Jatim periode 2019-2024 itu juga menyampaikan syukurnya karena Pemilu 2024 berjalan aman, damai, lancar dan menggembirakan.
Menurut dia, pascapenetapan hasil rekapitulasi oleh KPU selayaknya para elit politik untuk memberikan kesejukan dan tidak membuat suasana damai tersebut menjadi keruh dengan narasi-narasi yang memberikan tensi disharmoni.
“Hasil dari pilihan rakyat ini harus bisa diterima seluruh pihak. Namun, apabila merasa tidak puas akan hasilnya, sebaiknya menggunakan jalur-jalur konstitusional yang diatur oleh peraturan perundang-undangan ,” ucapnya.
Sementara itu, kepada seluruh masyarakat khususnya di Jawa Timur, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama tersebut berpesan untuk kembali bersatu meski berbeda pilihan.
“Pemilu sudah selesai, saatnya kita kembali bergandengan tangan, hidup rukun dan damai, serta merajut hubungan yang mungkin sempat kusut karena perbedaan pilihan politik. Saatnya bersatu dan kembali membangun Jawa Timur menjadi lebih baik,” tuturnya.