Surabaya (ANTARA) - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya gencar mengkampanyekan antiperundungan melalui program Satpol PP Goes to School dengan melibatkan peran Duta Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum).
Kepala Satpol PP Kota Surabaya M Fikser menyatakan pemahaman soal dampak berkelanjutan yang ditimbulkan aksi perundungan sudah semestinya diketahui masyarakat sejak usia dini.
"Anak yang jadi korban bullying secara psikis bisa menjadi minder, menyendiri, dan memberikan dampak pada masa depannya," kata Fikser kepada ANTARA melalui sambungan telepon, Kamis.
Sosialisasi juga melibatkan peran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Pendidikan (Dispendik) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya.
Kolaborasi itu untuk memaksimalkan langkah sosialisasi dan penyampaian materi antiperundungan kepada pelajar SD-SMP se-Kota Surabaya.
"Solusinya kami harus mengajarkan anak-anak untuk lebih peduli, berempati, dan saling menghargai kepada sesama siswa sehingga menghindari melakukan bullying," ujarnya.
Selain pencegahan perundungan kepada pelajar, Satpol PP Kota Surabaya menyosialisasikan hal serupa kepada masing-masing orang tua siswa.
Sebab, kata dia, orang tua tetap memiliki tanggung jawab penuh membentuk karakter anak-anaknya agar tak melakukan perlakuan menyimpang atau perbuatan merugikan kepada orang lain.
"Orang tua harus memberikan pemahaman dan pengertian terkait perilaku anaknya, apabila berbuat kesalahan harus dinasihati dan sehingga anak-anaknya bisa sosok lebih baik lagi. Intinya orang tua harus peka, kemudian membangun komunikasi dengan anaknya," ujar dia.
Satpol PP Surabaya kampanye antiperundungan melalui Duta Trantibum
Kamis, 7 Desember 2023 17:07 WIB
kami harus mengajarkan anak-anak untuk lebih peduli, berempati, dan saling menghargai