"Program siswa ADEM Repatriasi ini diperuntukkan bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia. Tahun ini sebagian besar mereka merupakan anak PMI di Malaysia," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai di Surabaya, Kamis.
Dipilihnya Jatim menjadi pelaksana program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut merupakan sebuah kebanggaan bagi Dinas Pendidikan setempat untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa ADEM Repatriasi.
"Harapan kami, mereka yang melanjutkan pendidikan di sini bisa mengantarkan pada kesuksesan, berhasil dan mendapatkan tujuan juga harapan orang tua agar mereka dapat meraih cita-cita," ujar Aries.
Aries meminta siswa untuk tidak khawatir akan lingkungan pendidikan maupun sosial masyarakat di Jatim. Karena Jatim menjanjikan memberikan jaminan perlindungan dan perhatian lebih pada para siswa repatriasi.
"Alhamdulillah pemerintah mencetuskan program ini dan Jatim menjadi daerah yang diberikan kepercayaan. Kami berharap mereka dapat menyelesaikan pendidikan tiga tahun secara tepat waktu," ujarnya.
Sebanyak 74 siswa ADEM repatriasi ini nantinya akan tersebar di 18 SMA/SMK negeri dan swasta mitra yang ada di 11 kabupaten/kota di Jatim.
Ia memastikan bahwa para siswa cukup mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Mengingat seluruh biaya pendidikan dan fasilitasnya telah ditanggung Kemendikbudristek dan Pemerintah Provinsi Jatim.
Program Koordinator Kemendikbudristek Aji Kusumanto menyebut puluhan siswa ini sebelumnya telah diseleksi bersama Kementerian Pendidikan Malaysia. Mereka mendapat beasiswa pendidikan sebesar Rp2 juta per siswa.
Kemendikbudristek telah memfasilitasi beberapa mekanisme beasiswa yang bisa diikuti siswa repatriasi setelah program ini, sebut saja, Afirmasi perguruan tinggi. Program seleksi berdasarkan nilai rapor ini dan didaftarkan oleh koordinator.
"Mereka masuk jalur reguler dan harus bertarung dengan anak-anak pada umumnya. Afirmasi perguruan tinggi ini diharapkan dapat nilai terbaik agar dapat lolos seleksi secara administrasi," tuturnya.
Khusus Jatim, lanjutnya, mulai tahun lalu, ada program asrama mahasiswa nusantara, juga kerja sama dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim yang menyediakan kuota bagi siswa repatriasi.
Program lainnya yakni, beasiswa pendidikan Indonesia. Namun, program ini hanya diperuntukkan bagi S1 Guru SMK.
"Siswa yang memiliki prestasi akademik maupun non-akademik juga bisa mengikuti program beasiswa Indonesia Maju," ucapnya.