Probolinggo (ANTARA) - Sekretaris Utama (Sestama) BKKBN Tavip Agus Rayanto memberikan penghargaan kepada Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo, Jawa Timur Timbul Prihanjoko atas pencapaian dan komitmen terhadap penurunan angka prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo tahun 2022.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 di Gedung Islamic Center (GIC) Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Senin.
"Penghargaan itu merupakan bagian dari motivasi saja, itu bukan hal yang menjadikan sebagai tujuan utama," kata Timbul di Probolinggo.
Ia mengatakan Pemkab Probolinggo memiliki target sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa pemerintah daerah harus terus berupaya menekan angka stunting.
"Sebab itu juga bukan urusan angkanya saja, tapi bagaimana nantinya di Kabupaten Probolinggo pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Proses penyerahan penghargaan tersebut disaksikan oleh Forkopimda, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Maria Ernawati, Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Nunung Timbul Prihanjoko, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto serta sejumlah pejabat di lingkungan pemkab setempat.
Dalam rangkaian Harganas, Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) juga melakukan pencanangan makan telur untuk menurunkan angka stunting.
"Pemerintah dan berbagai pihak terus berupaya melakukan percepatan penurunan stunting, termasuk di Kabupaten Probolinggo. Persoalan stunting memerlukan dukungan dan kerja sama semua pihak terkait baik di tingkat pemerintah, swasta maupun masyarakat," katanya.
Sementara Sestama BKKBN Tavip Agus Rayanto mengatakan makan telur itu merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya stunting karena penyebab stunting itu ada penyebab langsung dan tidak langsung.
"Penyebab langsung itu salah satunya asupan makan karena kekurangan protein hewani. Gerakan makan telur itu merupakan sebuah intervensi yang dilakukan melalui masyarakat selama enam bulan," ujarnya.