Kota Kediri (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Kota Kediri berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri, Jawa Timur, memberikan edukasi penanganan stunting yang digelar pada bulan Ramadhan 2025.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri Faiqoh Azizah Muhammad mengemukakan edukasi ini penting diberikan kepada para orang tua anak berisiko stunting. Orang tua diberikan edukasi istilah stunting yang terkadang menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan.
"Istilah balita stunting sebenarnya cukup sering dibicarakan dan menjadi perhatian utama. Sayangnya, terkadang istilah ini menimbulkan kekhawatiran besar di masyarakat. Di era digital seperti sekarang, perkembangan teknologi memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak di usia balita," katanya di Kediri, Kamis.
Faiqoh dalam acara yang digelar di Mushala Al Khotimah, Lingkungan Pagut, Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, ini juga menegaskan pentingnya perhatian terhadap tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa.
"Anak-anak kita hari ini adalah generasi yang 20 tahun ke depan akan menggantikan kita. Jika tidak ada penanganan yang serius, maka generasi peneruslah yang akan menanggung akibatnya," kata dia.
Faiqoh mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi dalam menanggulangi stunting.
"Mari bergandengan tangan dan berkolaborasi dengan posyandu, puskesmas, serta berbagai pihak terkait untuk bersama-sama menanggulangi permasalahan balita stunting di Kota Kediri," ujar dia.
Kepala DP3AP2KB Kota Kediri Arief Cholisudin mengatakan edukasi ini dilakukan sebagai bentuk sinergi pemerintah dengan masyarakat dalam menghadirkan Ramadhan yang ramah anak, sekaligus menekan angka stunting.
"Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa stunting berawal dari pola asuh yang kurang tepat. Oleh karena itu sebagai orang tua memiliki kewajiban untuk terus mengupgrade diri, menyesuaikan pola asuh dengan kondisi saat ini," kata Arief.
Ia juga memaparkan upaya kolaboratif yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri menunjukkan hasil positif dalam penurunan angka prevalensi stunting.
"Tahun lalu kami berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebesar dua persen, dari sebelumnya enam persen menjadi empat persen. Capaian ini merupakan hasil kerja sama yang solid antara seluruh OPD di Kota Kediri, masyarakat, dan para kader yang terus bergerak bersama," ujar dia.
Dalam kegiatan tersebut juga diisi dengan pemberian santunan kepada 30 anak yatim, dhuafa, dan balita berisiko stunting. Masing-masing anak menerima bantuan berupa uang saku dan paket bahan pokok.