Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya bersinergi dengan seluruh elemen dan masyarakat untuk gencar dalam menanggulangi bahaya radikalisme dan terorisme di wilayah Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Staf Ahli Wali Kota Bidang Politik, Hukum, dan Pemerintahan Pemkot Surabaya M Afghani Wardhana dalam keterangannya di Surabaya, Minggu, mengatakan, Surabaya adalah kota yang plural karena ada banyak suku dan agama yang hidup serta beraktivitas di Kota Surabaya.
"Dengan demikian toleransi menjadi hal yang sangat penting, yang harus dijaga bersama," kata Afghani Wardana.
Ia menyampaikan pesan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, bahwa selama ini banyak lembaga yang berperan dalam kerukunan antarumat beragama di daerah itu, seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Surabaya, organisasi keagamaan serta forum lintas agama.
"Selama ini organisasi keagamaan seperti Banser, GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Gereja atau organisasi kepemudaan yang lain saling bekerja sama dalam hubungan lintas agama yang harmonis," katanya.
Bahkan, kata dia, selama masa pandemi, seluruh elemen di Kota Surabaya juga saling bekerja sama dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Kerja sama ini dilakukan tanpa melihat suku, ras dan agama.
"Inilah yang menjadi kebanggaan kepada seluruh warga Surabaya," ujarnya.
Selain itu, ia juga memastikan, bahwa Pemkot Surabaya terus berkomitmen untuk mewadahi forum-forum kerukunan antarumat beragama dan juga terus mendukung terciptanya suasana kondusif dan damai di Kota Surabaya.
"Kami berharap kehidupan yang guyub, rukun, penuh dengan harmoni di Kota Surabaya dapat terus kita pertahankan," ucapnya.
Ia meyakini, bahwa warga Surabaya tidak akan menerima segala macam bentuk provokasi. Termasuk pula tidak akan memberikan ruang terhadap intoleransi dan radikalisme di Kota Surabaya.
Untuk itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya mendukung adanya kegiatan yang berorientasi dalam upaya menanggulangi bahaya radikalisme dan terorisme. Seperti halnya seminar bertajuk Penanggulangan Bahaya Radikalisme dan Terorisme yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surabaya di Gedung SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Tower, Jalan Pucang Adi, Surabaya, Sabtu (25/6/2023).
Menurutnya, kegiatan seminar tersebut sejalan dengan semangat Pemkot Surabaya dalam mewujudkan kehidupan yang aman dan damai di Kota Pahlawan.
"Saya berharap kegiatan itu dapat diadaptasi oleh pihak-pihak lain, sehingga semangat menjaga toleransi dapat semakin tersebar dengan masif di Kota Surabaya," ucapnya.