Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan Kepolisian mengintensifkan upaya pengawasan harga, ketersediaan stok, dan keamanan bahan pangan.
Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Kota Surabaya Agung Supriyo Wibowo di Surabaya, Selasa mengatakan langkah masif ini dilakukan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) untuk memastikan stabilitas dan kenyamanan masyarakat.
"Pengawasan ketat ini dilakukan, mulai dari Pasar Sememi, pangkalan dan agen LPG, toko modern, hingga distributor ayam potong," ujarnya.
Ia menyatakan bahwa TPID bersama Satgas Pangan Kota Surabaya bertugas memastikan kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pokok penting, sambil secara aktif mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan penimbunan.
Dari hasil pemantauan, Agung menyebutkan bahwa harga bahan pokok secara umum masih relatif stabil dengan komoditas cabai, khususnya cabai rawit, sempat menunjukkan fluktuasi harga yang signifikan.
"Memang ada sempat kenaikan pada cabai, hanya saja, perlu diketahui bahwa harga cabai memiliki fluktuasi yang sangat cepat, bisa berubah dalam waktu setengah jam saja karena dipengaruhi oleh cuaca ekstrem saat ini," ujarnya.
Ia menambahkan, cuaca yang buruk membuat cabai mudah busuk, yang otomatis mempengaruhi pasokan dari petani dan mendorong kenaikan harga.
"Meski sempat menyentuh angka tinggi hingga Rp80.000 per kilogram, harga cabai rawit, seperti di Pasar Keputran kini sudah turun menjadi Rp50.000 per kilogram, per 15 Desember 2025," katanya.
Selain cabai, kata dia, tim juga memantau komoditas lain.
"Harga bawang merah yang sempat naik kini dilaporkan telah turun kembali menjadi sekitar Rp35.000 per kilogram di pasar," katanya.
Ia mengatakan, komoditas daging dan telur juga terpantau stabil, dengan daging ayam tidak mengalami kenaikan dan daging sapi berada di kisaran Rp115.000 per kilogram, masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebelumnya, yakni Rp120.000.
"Untuk ketersediaan, khususnya beras dan LPG, Insya Allah sangat mencukupi di bulan ini. Khusus untuk beras, indeks ketersediaan pangan di Surabaya bahkan mencapai angka 8, yang berarti stok masih aman untuk delapan bulan ke depan," ujarnya.
