Surabaya (ANTARA) - Ratusan umat Buddha memadati Vihara Buddhayana Dharmawira Centre (BDC) Surabaya untuk mengikuti prosesi perayaan Tri Suci Waisak 2567 Buddhist Era (BE) atau 2023, Minggu.
Sekretaris Wilayah Sangha Agung Jawa Timur Bhante Dharmamaitri Mahathera memperkirakan prosesi ibadah tahun ini diikuti sekitar 300-400 orang umat Buddha.
Proses jalannya ibadah sudah dilangsungkan sejak sekitar pukul 08.00 WIB. Selain doa, perayaan Waisak juga menghadirkan penampilan seni tarian yang dibawakan oleh anak-anak.
"Umat yang hadir tahun ini lebih banyak karena pandemi sudah selesai, umat buddha sangat antusias," kata Bhante Dharmamaitri Mahathera kepada wartawan seusai proses ibadah Waisak di Vihara Buddhayana Dharmawira Centre Surabaya.
Meski ada peningkatan jumlah umat Buddha, namun pelaksanaan ibadah masih tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Mayoritas umat Buddhis di sana nampak mengikuti prosesi peribadatan dengan menggunakan masker.
"Ibadah hari ini jam 08.00 WIB prosesi memandikan bayi Siddharta ini ritual yang rutin dilakukan. Pukul 10.41 WIB melakukan detik-detik Waisak," katanya.
Perayaan Tri Suci Waisak 2023 bertajuk "Harmonis Masyarakat Damai Negaranya". Tema itu sengaja dipilih sebagai harapan munculnya situasi kondusif dan memperkuat persatuan di tengah berjalannya tahun politik.
"Bisa harmonis dengan lingkungan sekitar, negara kondusif dan mendukung pemerintah di dalam menghadapi pemilu nantinya," ujarnya.
Tak dari Surabaya saja, beberapa umat Buddha di Vihara Buddhayana Dharmawira Centre disebutnya ada yang datang dari luar kota.
"Banyak yang dari luar kota, ada dari Kalimantan, luar pulau, yang anaknya rantau," ucapnya.
Sementara, salah satu umat Buddha di Vihara BDC asal luar kota, yakni Sersan Taruna Pelaut Menanda Putra Duta.
Taruna Akademi Angkatan Laut itu mengaku perayaan Waisak 2023 menjadi kali pertama yang dirayakan di Surabaya.
"Tahun ini bermakna sekali, sangat bahagia sekali memperingati Waisak di Surabaya," ucapnya.
Sekalipun tanpa kehadiran keluarga, namun taruna asal Kota Batam, Kepulauan Riau mengaku hal itu tak mengurangi suka cita dan nilai-nilai dari perayaan Waisak.
"Sangat berkesan, karena biasanya memperingati Waisak bersama keluarga, tetapi tahun ini sendiri. Tidak merasakan kekurangan dari kebahagiaan," ujar dia.
Tak sampai di situ saja, menurutnya situasi Kota Surabaya memberikan nuansa berbeda pada perayaan Waisak. Sebab, dia merasa masyarakat "Kota Pahlawan" memiliki rasa toleransi sesama umat beragama.
Oleh karena itu, Menanda berharap Waisak 2023 bisa semakin memperkuat rasa saling menghargai antar umat beragama di Kota Pahlawan dan Indonesia.
"Antusias umat Buddha tinggi dan semakin tinggi toleransi," ujarnya.