Surabaya (ANTARA) - Ketua Pengurus Daerah (PD) XIII Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI-Polri Jawa Timur (GM FKPPI Jatim) R Agoes Soerjanto mengingatkan kepada seluruh peneliti lembaga negara seperti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) untuk berhati-hati dan menjaga sikap memasuki tahun-tahun politik 2024 untuk menjaga marwah sebagai lembaga penelitian negara.
Menurut dia, pesan tersebut dikeluarkan karena para peneliti BRIN dinilainya terbawa arus dalam politik praktis dan memberikan statemen yang mengarah menciptakan opini di ruang publik dengan mendung salah satu calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres).
"BRIN tidak seharusnya hanya fokus pada konsumsi publik, dan genit secara politik dengan mengarahkan calon dalam pemilihan umum. Peneliti BRIN harus lebih pandai berselancar dalam politik demokrasi NKRI, bukan hanya untuk kepentingan calon tertentu. BRIN harus netral, jangan ikut genit politik," ujarnya, dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Selasa.
Menurut Agoes, peneliti BRIN harus memahami tugasnya sebagai peneliti negara yang memiliki tugas untuk melakukan monitoring, pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.
Jika mengacu pada Perpres No 78/2021, lanjutnya, disebutkan pada pasal 3, BRIN bertugas membantu presiden dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan penyelenggaraan keantariksaan secara nasional yang terintegrasi.
Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan para peneliti BRIN agar selalu menyadari status dan jabatan mereka sebagai bagian dari lembaga negara. Menurutnya, peran mereka lebih pada memberikan masukan yang konstruktif untuk kemajuan demokrasi. Bukan hanya sebatas mengarahkan opini publik terhadap calon tertentu.
"Kami mengingatkan ini, karena kami sayang BRIN. Mumpung belum terlalu jauh, jadi harus diingatkan. Statemen-statemen di tahun politik itu rawan dipolitisasi. Jadi para peneliti lembaga negara tidak hanya BRIN, harus berhati-hati dan menjaga sikap serta menjaga marwah lembaga penelitian negara," ucapnya.
Seperti yang diketahui, sejumlah peneliti BRIN memberikan statemen dalam Pilpres 2024 yang menghiasi media dengan statemen politiknya, bahkan ada yang secara terang-terangan menyebut keunggulan salah satu kandidat.
Diantaranya peneliti BRIN Wasisto Raharjo Jati, yang mengungkapkan, saat ini, Erick Thohir menjadi figur yang dipersepsikan publik sebagai menteri dengan kinerja cemerlang.
Statemen tersebut, dinilainya, bisa menciptakan opini publik, untuk mendukung dan mengarahkan pada calon tertentu.
Selain itu, ada juga peneliti BRIN Aisah Putri Budiatri, yang mengatakan jika PDI Perjuangan mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden akan mengubah peta politik koalisi saat ini dan partai lain akan melihat potensi menang.
Hal yang sama juga disampaikan peneliti BRIN lainnya seperti Firman Noor dan Siti Zuhro, para peneliti tersebut dianggapnya terlalu gemar memberikan opini politiknya di publik, yang bisa menciptakan dan mengarahkan pada salah satu kontestan pemilu.
"Sebagai peneliti lembaga negara yang dibiayai pakai uang rakyat, peneliti BRIN harus bisa menjaga sikap dan tidak genit politik dalam memberikan paparan. Jika harus diminta memberikan statemen, harus memberikan statemen yang netral tidak mengarah memberikan dukungan kepada salah satu calon," tuturnya.