Malang Raya (ANTARA) - Sebanyak tiga orang korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang.
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Saiful Anwar dr. Syaifullah Asmiragani, Senin, mengatakan bahwa dari tiga korban yang menjalani perawatan tersebut, satu diantaranya masih berada di Unit Perawatan Intensif (ICU).
"Untuk yang menjalani perawatan masih ada tiga orang. Satu orang diantaranya masih di ICU," ujar Syaifullah.
Ia menjelaskan satu orang pasien yang saat ini berada di ICU tersebut mengalami infeksi pada rongga dada. Direncanakan, pasien tersebut akan menjalani operasi pembersihan rongga dada dari infeksi.
Menurut dia, pelaksanaan operasi untuk pasien yang berada di ICU tersebut memang harus dalam kondisi ideal. Pelaksanaan operasi untuk membersihkan rongga dada tersebut perlu dilakukan karena adanya infeksi membahayakan pasien.
Para pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut, kata Syaifullah, sebagian besar mengalami hipoksia atau kondisi yang disebabkan kurangnya oksigen dalam sel jaringan tubuh sehingga tidak bisa berfungsi secara normal.
Kondisi hipoksia tersebut juga tidak baik untuk imunitas tubuh para pasien. Oleh karena itu, keputusan untuk melakukan tindakan medis seperti operasi membutuhkan upaya yang penuh dengan kehati-hatian untuk keselamatan para pasien.
"Kami harus memastikan bahwa yang bersangkutan dioperasi dalam kondisi ideal. Sementara saat ini yang kami operasi memang karena kondisi infeksi membahayakan. Sehingga mau tidak mau harus kami lakukan," ujarnya.
Sementara untuk dua pasien lainnya, saat ini kondisinya sudah mengalami perbaikan. Satu pasien masih masuk dalam kategori anak-anak yang mengalami cedera pada kulit paha.
"Ini sudah dilakukan tindakan pembedahan. Selanjutnya akan dilakukan alih kulit dengan catatan dan memastikan tidak ada infeksi," katanya.
Sementara untuk satu orang lainnya, lanjut Syaifullah, akan diperbolehkan pulang hari ini. Pasien tersebut mengalami stres psikologis pascatrauma.
Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.
Tiga korban tragedi Kanjuruhan masih dirawat di RSSA
Senin, 24 Oktober 2022 18:12 WIB
Satu orang diantaranya masih di ICU