Surabaya (ANTARA) - Puluhan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mengoptimalkan Rumah Padat Karya Pendopo D'Bringins di Beringin, Sambikerep, Kota Surabaya, Jawa Timur, untuk kegiatan ekonomi kerakyatan.
"Selama satu bulan setelah diresmikan oleh Pak Eri (Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi), kami gencar melakukan promosi kepada warga," kata Camat Sambikerep Ferdhie Ardiansyah di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, Rumah Padat Karya Pendopo D’Bringins menjadi salah satu tempat kegiatan ekonomi kerakyatan bagi MBR setempat. Sebab, melalui Rumah Padat Karya itu, MBR mendapat kesempatan untuk memanfaatkan lahan/aset Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Rumah Padat Karya tersebut menempati lahan eks Kantor Kelurahan Sambikerep seluas 1.470 meter persegi. Ada 30 MBR yang memanfaatkan fasilitas lahan Pemkot Surabaya untuk kegiatan ekonomi kerakyatan, serta memberikan lapangan pekerjaan dengan memberikan fasilitas pelatihan hingga pemberian alat sesuai dengan bidang yang ditekuni.
Ferdhie mengatakan konsep yang ditawarkan di Rumah Padat Karya Pendopo D’Bringins ini ada berbagai sektor usaha, mulai dari cuci motor dan mobil, laundry hingga makanan dan minuman. Masyarakat bisa mengunjungi Rumah Padat Karya Pendopo D’Bringins mulai pukul 08.00 WIB - 21.00 WIB.
"Kalau misalnya ada pakaian kotor, silahkan juga bisa laundry atau menikmati makanan dan minuman dari UMKM sekitar," kata Ferdhie.
Dia menjelaskan harga yang ditawarkan untuk setiap sektor usaha di Rumah Padat Karya Pendopo D’Bringins beragam, yakni Rp12.000 untuk cuci motor dan Rp35.000 cuci mobil, Rp10.000 untuk cuci basah per 5 kg, Rp4.000 untuk cuci kering per 1 kg, Rp6.000 untuk cuci setrika per 1 kg, dan Rp3.000 untuk setrika baju per 1 kg.
"Harga yang kami tawarkan cukup terjangkau dari masing-masing sektor usaha. Sedangkan untuk coffee shop, harga mulai Rp5.000 hingga Rp22.000. Dalam satu bulan omzet untuk coffee shop mencapai Rp7 juta, Rp2 juta untuk laundry, dan Rp2,5 juta untuk cuci motor dan mobil," kata dia.
Tak hanya itu saja, lanjut dia, ke depan pihaknya berencana melakukan pengembangan di Rumah Padat Karya Pendopo D’Bringins dengan merambah ke dunia pemasaran digital. "Kami tetap mengutamakan pemuda dari keluarga MBR, ada kemungkinan akan menambah sektor usaha di Rumah Padat Karya Pendopo D’Bringins," kata dia.
Sejak dibukanya Rumah Padat Karya Pendopo D’Bringins pada 20 Juni 2022, pihaknya terus membuka peluang kerja bagi MBR di wilayah tersebut. Hanya saja, MBR yang ingin bergabung harus memiliki semangat, kesabaran, telaten, gigih, dan pantang menyerah.
"Kami tetap berkoordinasi dan berkolaborasi dengan RT/RW setempat jika ada MBR lainnya ingin bergabung dengan Rumah Padat Karya Pendopo D’Bringins. Kami memberikan motivasi kepada teman-teman, karena membuka sebuah usaha itu tidak mudah," ujar dia.
Meski demikian, kata dia, pihaknya juga terus memberikan pelatihan dan pendampingan bagi MBR dan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menginginkan warga Surabaya bisa memanfaatkan lahan/aset Pemkot Surabaya untuk kegiatan padat karya.
"Ketika warga memanfaatkan lahan/aset pemkot untuk kegiatan padat karya, secara otomatis pengangguran dan kemiskinan akan semakin berkurang," kata Eri.