Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya memberdayakan warga yang tinggal di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) berstatus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mengikuti pelatihan dan sertifikasi berbagai profesi.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Serta Pertanahan Kota Surabaya Irvan Wahyudradjad di Surabaya, Kamis, mengatakan dinas tenaga kerja secara berkelanjutan akan menggelar pelatihan dan sertifikasi berbagai profesi, seperti halnya montir, pertukangan dan lainnya.
"Pelatihan akan terus digelar sampai mereka bisa keluar dari status MBR," kata dia.
Menurut Irvan, bukan hanya warga penghuni rusunawa saja, melainkan sesuai harapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga warga MBR lainnya juga diberdayakan.
"Ini agar target pemkot mengentaskan warga kurang mampu di Surabaya tercapai targetnya," ujar dia.
Irvan mengatakan, hampir setiap hari pihaknya melakukan pembaruan data MBR. Menurut dia, warga yang sudah lepas dari MBR langsung dilakukan pergantian dengan warga yang MBR.
"Jadi, kami terus bergerak setiap hari, terus update. Yang kontraknya sudah habis, kami evaluasi, kalau mereka sudah keluar kami gantikan ke yang MBR," ujar dia.
Irvan menjelaskan hingga saat ini yang mengajukan rusunawa berdasarkan data e-Rusun sudah sekitar 11 ribu KK (Kartu Keluarga). Namun, kata dia, setelah diverifikasi lebih lanjut dan disinkronkan dengan data SIMBR hanya ada sekitar 5 ribuan KK yang dinilai layak.
Salah satu contoh pemberdayaan yang akan diberikan kepada salah satu warga rusunawa Gunung Anyar Sawah yakni Diyah Sulistianingtias. Perempuan lanjut usia (lansia) itu mendapat perhatian khusus dari Wali Kota Eri Cahyadi untuk keluar dari status MBR, dengan cara mengajak putranya Widyo P Utomo untuk mengikuti pelatihan dari Pemkot Surabaya.
"Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Wali Kota telah memberi kesempatan kepada saya untuk bekerja. Semoga ke depannya saya bisa membahagiakan ibu saya," kata Widyo.