Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur di era kepemimpinan Wali Kota Maidi terus berinovasi dan berkreasi dalam menggelar kegiatan sebagai upaya mendongrak dan pemulihan ekonomi dampak dari pandemi COVID-19.
Salah satu kegiatan tersebut adalah pemasangan "sambung tuwuh" terbanyak di sepanjang Jalan Pahlawan Kota Madiun pada kegiatan nikah massal bertajuk "Medioen Mantu 2022" yang diselenggarakan sebagai rangkaian dari peringatan Hari Jadi kota setempat ke-104, Kamis (14/7/2022).
Sambung tuwuh adalah pelengkap sakral dalam upacara pernikahan adat Jawa yang terdiri dari setandan pisang raja beserta pohonnya, cengkir atau kelapa sangat muda jenis gading, daun beringin, janur, dan kemuning.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan sambung tuwuh merupakan tradisi yang harus ada saat orang menggelar hajatan pernikahan. Sambung tuwuh tersebut artinya menandakan kebahagiaan.
"Sambung tuwuh ini simbol adat Jawa yang jangan sampai ditinggalkan. Walaupun ini kota, tapi kita tidak meninggalkan budaya. Makanya itu kita pupuk dan kita lestarikan," ujar Wali Kota Maidi.
Kegiatan Medioen Mantu 2022 diikuti oleh sebanyak sembilan pasangan pengantin. Prosesi akad nikah difasilitasi Pemkot Madiun yang dilakukan di rumah dinas Wali Kota Madiun.
Dari sembilan pasang yang mengikuti, empat pasangan di antaranya berasal dari Kecamatan Taman, tiga pasangan dari Kecamatan Manguharjo, dan dua pasangan dari Kecamatan Kartoharjo. Pasangan tertua yakni Djumino (57) dan Lasmiyati (54).
Usai akad nikah, kegiatan dilanjutkan resepsi di rumah dinas wali kota dan selanjutnya mereka dikirab menggunakan kereta kuda dari rumah dinas menuju ke Balai Kota Madiun untuk menyaksikan pemberian rekor MURI atas pemasangan sambung tuwuh terbanyak kepada Pemkot Madiun.
Kepala Bidang Kurikulum, Pembinaan Bahasa, dan Sastra Dindik Kota Madiun, Slamet Hariyadi mengatakan, jumlah sambung tuwuh yang dipasang mencapai 104. Itu menyesuaikan usia Kota Madiun yang ke 104 tahun.
Selain menyediakan sambung tuwuh, Dinas Pendidikan juga memiliki tugas untuk mengikutsertakan "putri domas" dan "manggolo". Mereka diposisikan di samping kanan kiri sambung tuwuh. Secara keseluruhan berjumlah 208 orang, diambilkan dari perwakilan siswa SMP dan guru.
"Sebagai gambaran, bahwa yang namanya mantu, di adat Jawa itu ada sambung tuwuh, putri domas dan manggolo," kata Hariyadi.
Animo masyarakat Kota Madiun cukup tinggi untuk menyaksikan kegiatan tersebut secara langsung. Tak hanya dari Kota Madiun, warga dari luar daerah juga datang, bahkan juga ada sejumlah turis asing yang antusias melihat kegiatan tersebut.
Tercatat Rekor MURI
Pemasangan sambung tuwuh terbanyak yang diselenggarakan Pemkot Madiun sebagai rangkaian peringatan HUT ke-104 kota itu berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Piagam penghargaan MURI itu diserahkan oleh MURI Representative, Sri Widayati kepada Wali Kota Madiun Maidi bertepatan dengan kegiatan nikah massal bertajuk "Medioen Mantu 2022" di halaman Balai Kota Madiun.
"Dari rencana disiapkan sebanyak 104 sambung tuwuh sesuai angka usia Kota Madiun, namun setelah diverifikasi, ternyata ada 201 sambung tuwuh yang terpasang berjajar di sepanjang Jalan Pahlawan dan ini merupakan prosesi adat pemasangan sambung tuwuh terbanyak di Indonesia," ujar Sri Widayati.
Menurut dia, MURI juga sangat mengapresiasi karena kegiatan Medioen Mantu 2022 tersebut tidak meninggalkan prosesi adat dan budaya, yakni dengan pemasangan sambung tuwuh yang merupakan simbol kuat dalam pernikahan Jawa.
"Sambung tuwuh memiliki filosofi menyambung kehidupan agar tetap diberi kelancaran dalam segala hal, baik di kehidupan dunia maupun akhirat. Luar biasa. Rekor kali ini kita catat sebagai rekor dunia dengan urutan ke 10.435 sebagai pemasangan sambung tuwuh terbanyak pertama di Indonesia," katanya.
Ia menambahkan, pemasangan sambung tuwuh terbanyak ini menjadi rekor ke-8 yang berhasil diraih Kota Madiun. Sebelumnya, Kota Madiun pernah mencatatkan tujuh rekor MURI. Yakni, pameran gambar kodok terbanyak dengan 49.914 gambar pada Februari 2006, kegiatan menempel gambar dengan tema kekayaan laut dengan media daur ulang di atas kain terpanjang pada November 2006.
Kota Madiun juga pernah mengukir rekor dengan rangkaian sambal pecel terpanjang yakni 1.292 meter di tahun 2007. Berikutnya Kota Madiun juga pernah membuat rekor madu mongso terpanjang 1.700 meter pada Desember 2011. Kemudian juga mencatatkan rekor dengan sajian makanan khas nasi pecel sebanyak 16.825 pecel pincuk di tahun 2018.
Wali Kota Madiun Maidi menyatakan bangga atas kegiatan itu. Penghargaan rekor yang diraih itu tidak lepas dari peran serta semua pihak. Utamanya Dinas Pendidikan dan pihak sekolah yang diberikan tugas untuk mencari sambung tuwuh sebagai syarat menggelar hajatan pernikahan.
"Dari rencana 104 ini ada 201 sehingga kita tercatat di MURI. Saya tidak ingin prosesi ini hanya hura-hura. Jadi bagaimana juga mendongkrak ekonomi kota. Ikut mengegas ekonomi. Karenanya, ada pemecahan rekor MURI juga. Kita pasang 201 sambung tuwuh," kata Wali Kota Maidi.
Pihaknya sangat mengapresiasi semua pihak yang telah andil, sehingga kegiatan Medioen Mantu berjalan lancar dan sukses menarik pengunjung yang penasaran ingin melihat.
Tingginya wisatawan atau pengunjung yang datang tersebut diharapkan mendongkrak perputaran uang di Kota Madiun.
"Kita tetap rem COVID-19 tetapi juga gas ekonomi. Nah, kegiatan-kegiatan seperti ini kita hadirkan salah satunya untuk gas ekonomi," katanya. (*)
Advertorial
Pemasangan sambung tuwuh terbanyak, upaya lestarikan budaya dan dongkrak ekonomi Kota Madiun
Kamis, 14 Juli 2022 23:59 WIB