Surabaya (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito berharap uji klinis fase tiga Vaksin Merah Putih Unair dapat berjalan lancar dan hasilnya bisa segera diperoleh.
"Harapan kami vaksin ini (Merah Putih Unair) juga didaftarkan ke WHO dan ke depan tidak hanya menjadi alternatif pilihan dalam negeri, tapi juga menjadi produk ekspor," ujar Penny pada acara Kick Off Uji Klinik Fase 3 Vaksin Merah Putih di Kampus A Unair, Surabaya, Senin.
Jika nantinya Vaksin Merah Putih Unair bisa didaftarkan ke WHO dan diekspor, kata dia, bukan tidak mungkin namanya akan diganti menjadi lebih universal.
"Nanti mungkin dengan nama yang kita mintakan kepada Bapak Presiden (Joko Widodo) dengan nama yang universal kalau nanti benar-benar diekspor," ujarnya.
Ia menyatakan, keberhasilan pengembangan Vaksin Merah Putih Unair menjadi kebanggaan bagi seluruh elemen bangsa. Mengingat Vaksin Merah Putih Unair merupakan vaksin pertama karya anak bangsa, yang betul-betul dimulai dari awal di dalam negeri.
"Jadi dari benih vaksinnya ya virusnya dari Indonesia, dari pasien kita di Indonesia. Jadi betul-betul membanggakan," katanya.
Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Agusdini Banun Saptaningsih berpendapat, pengembangan Vaksin Merah Putih Unair merupakan langkah besar dalam upaya Indonesia mewujudkan kemandirian di bidang produksi vaksin.
Menurutnya, pandemi COVID-19 telah menyadarkan pemangku kebijakan untuk memperkuat pertahanan sistem kesehatan.
"Kita juga akan melakukan transformasi bidang kesehatan salah satunya untuk ketahanan sistem kesehatan melalui resillensi kefarmasian," ujarnya.
Terkait peruntukkan Vaksin Merah Putih Unair, Agusdini menyatakan, kemungkinan nantinya akan digunakan untuk booster dan vaksin anak.
"Kami masih belum bisa memastikan rentang usia anak yang menjadi sasaran Vaksin Merah Putih Unair karena masih harus melakukan penelitian lanjutan," ujarnya. (*)