Kediri (ANTARA) - Kepala Perwakilan BI Kediri Moch. Choirur Rofiq, Rabu mengatakan adanya Selingkar Wilis dan rencana operasional Bandara Udara Dhoho Kediri bisa berdampak positif terhadap perekonomian setempat, utamanya bagi kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk bangkit dari keterpurukan pascapandemi COVID-19.
"Kami akan melakukan kajian dampak ekonomi di Selingkar Wilis bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mengetahui potensi potensi apa saja yang bisa dikembangkan oleh masyarakat," katanya di Kediri, Rabu.
Moch. Choirur Rofiq dalam acara focus group discussion (FGD) bertema ekonomi pascapandemi daerah Selingkar Wilis sebelumnya mensinyalir potensi destinasi wisata dan UMKM di Selingkar Wilis menjadi aspek yang dominan dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dengan demikian, diharapkan bisa berdampak positif secara langsung berupa pendapatan yang diterima oleh pemda setempat dan Provinsi Jatim.
Jalur Selingkar Wilis adalah jalur yang menghubungkan enam kabupaten di lereng Gunung Wilis (2.563 meter di atas permukaan laut) mulai dari Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk dan Kediri atau disingkat "Tunggal Rogo Mandiri". Diperkirakan jalur selingkar wilis tersebut akan memiliki panjang total 240 kilometer.
FGD yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kediri bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri tersebut dihadiri perwakilan dari tiga daerah yakni dari Kabupaten dan Kota Kediri serta Kabupaten Nganjuk.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri Sri Ilham mengatakan Pemkab Kediri memiliki serangkaian upaya dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19. Pengembangan UMKM di daerah Selingkar Wilis juga menjadi program dari pemkab.
"Dalam pengembangan ekonomi Selingkar Wilis tentunya kami juga punya program. Kami juga terbantu saat memberitakan pembangunan infrastruktur, seperti Bandara Kediri," kata Sri Ilham.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga dan Kebudayaan (Disparporabud) Kabupaten Nganjuk Gunawan Widagdo mengatakan Pemkab Nganjuk memiliki sejumlah program pembangunan pascapandemi COVID-19. Pemkab Nganjuk sudah berencana membangun ekonomi daerah Selingkar Wilis, di antaranya merealisasikan Pasar Kertosono Nganjuk pada tahun 2022 ini dan menjadikan Nganjuk sebagai agropolitan Selingkar Wilis dan agropolitan bawang merah.
"Selain perwujudan agropolitan Selingkar Wilis dan agropolitan bawang merah, kami juga gencar dalam menumbuhkan jumlah UMKM di Kabupaten Nganjuk," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Kota Kediri Zachrie Achmad mengatakan pascapandemi COVID-19 Pemerintah Kota Kediri juga akan mempercepat pemulihan ekonomi.
"Salah satu upaya Pemkot Kediri tersebut yakni dibukanya kembali agenda car free day (CFD) yang sempat ditutup karena pandemi COVID-19. Pembukaan CFD ini untuk kembali membangkitkan ekonomi di Kota Kediri, tapi sekarang seperti apa konsepnya masih kami koordinasikan dengan Pak Wali Kota dan pihak terkait," katanya.
Ketua PWI Kediri Bambang Iswahyoedhi mengatakan kegiatan FGD ini sebagai sarana untuk merumuskan dan bertukar pikiran. Kegiatan ini juga dalam rangka mengumpulkan data untuk menyikapi adanya pembangunan Bandara Dhoho Kediri.
"Kami menilai masyarakat suka dan tidak suka harus siap, karena sudah masuk dalam peraturan dari Presiden. Tinggal saat ini peran pemerintah daerah (Pemda) menyikapi kebijakan yang telah tertuang dari pusat tersebut," kata Bambang. (*)
Dia menambahkan sektor pariwisata dapat menjadi konsentrasi dalam pemilihan ekonomi pascapandemi COVID-19. Di Selingkar Wilis punya potensi wisata dan ekonomi yang bagus bagi masyarakat, sehingga nantinya dapat meningkatkan pendapatan daerah.
"Lingkar Wilis mempunyai potensi wisata yang indah. Bahkan sesuai target provinsi Jawa Timur (Jatim) akan menjadi sumber pemasukan nomer dua, bagi pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," kata Bambang. (*)