Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur, tahun ini mengalokasikan anggaran Rp1,5 miliar untuk membantu mempromosikan hasil kerajinan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah itu.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan Achmad Sjaifudin di Pamekasan, Ahad, anggaran sebesar itu untuk membantu mempromosikan hasil kerajinan pelaku UMKM di bidang batik tulis.
"Bentuknya berupa pameran, yakni 'Gebyar Batik Tulis Pamekasan' di beberapa kabupaten/kota di Jawa-Bali," katanya.
Ia menjelaskan, anggaran yang disediakan Pemkab Pamekasan tahun ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Achmad menuturkan, pada Tahun 2020, promosi produk batik tulis bagi pelaku UMKM di Kabupaten Pamekasan hanya Rp194 juta lebih dengan mengikuti festival dan Gebyar Batik Tulis Pamekasan yang digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Selanjutnya pada Tahun 2021 anggaran yang disediakan Pemkab Pamekasan sebesar Rp162 juta lebih, dengan jenis kegiatan yang sama dan digelar di Kabupaten Banyuwangi.
"Pada Tahun 2022 ini, Pemkab Pamekasan memang mengalokasikan anggaran jauh lebih banyak, karena rencana kegiatan akan digelar di enam titik berbeda, di Pulau Jawa dan Bali," katanya.
Ia menjelaskan, enam titik kegiatan itu adalah di Kabupaten Malang, Tuban, Kediri, Probolinggo, Jember, dan terakhir Bali.
Sesuai jadwal yang telah ditentukan, rencana kegiatan promosi batik tulis hasil kerajinan masyarakat Pamekasan itu mulai 18 Maret 2022.
Pertama kali, kegiatan akan dimulai di Kabupaten Malang dengan nilai total anggaran sebesar Rp200 juta lebih, lalu di Kabupaten Tuban Rp150 juta lebih dan berlanjut ke empat kabupaten/kota lainnya secara bergantian.
Kepala Disperindag Achmad Sjaifudin lebih lanjut menjelaskan, Pemkab Pamekasan berkepentingan membantu mempromosikan hasil kerajinan para perajin batik tulis Pamekasan karena beberapa pertimbangan.
Selain karena batik tulis Pamekasan telah diakui oleh pemerintah sebagai batik dengan kualitas bagus, juga karena pemkab ingin agar batik tulis Pamekasan lebih dikenal luas di kalangan masyarakat.
"Disamping itu, batik tulis Pamekasan ini juga ditetapkan sebagai salah satu ikon potensi ekonomi terbaik di bidang industri dan kerajinan tradisional, sehingga kebijakan Bupati Pamekasan juga mengharuskan semua kendaraan dinas dibranding batik tulis Pamekasan," kata Achmad.
Kabupaten Pamekasan merupakan satu dari empat kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur, yang sebagian bergantung pada penghasilan usaha batik tulis.
Perajin batik tulis di kabupaten itu tersebar di 38 sentra, dengan 933 unit usaha, dan 6.526 orang menggantungkan nasibnya pada jenis usaha kreatif ini.
Menurut data Disperindag Pemkab Pamekasan, ekonomi usaha batik menyumbang 1-2 persen dalam sektor industri, lebih rendah dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 35,66 persen, kemudian posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dan eceran (19,61 persen), dan kontribusi terbesar ketiga adalah sektor konstruksi, yakni 10,12 persen.
"Fokus Pamekasan untuk membantu perajin batik ini, karena selain jumlah perajin memang cukup banyak, juga dari sisi peluang pasar, batik tulis Pamekasan berpotensi akan lebih maju setelah dunia mengakui bahwa batik merupakan warisan budaya tak benda yang berasal dari Indonesia," kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam. (*)