Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur, membawa dua perajin batik tulis premium ke Konferensi Tingkat Tinggi Grup 20 (KTT G20) untuk mengikuti pameran dan peragaan busana batik pada ajang internasional itu.
"Malam ini rombongan berangkat ke Bali, karena pameran dan peragaan busana akan digelar pada tanggal 5 hingga 7 Oktober 2022," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Achmad Sjaifuddin di Pamekasan, Jawa Timur, Minggu malam.
Batik tulis hasil kerajinan masyarakat ditunjuk oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI) Sandiaga Uno saat menghadiri acara pameran peragaan busana di Pamekasan.
"Saat itu, Menparekraf mengaku sangat tertarik dan menilai batik tulis hasil kerajinan masyarakat Pamekasan layak untuk dipromosikan di tingkat dunia," kata Sjaifuddin.
Menurut Sjaifuddin, motif batik yang hendak dipentaskan dalam peragaan busana batik di KTT G20 itu motif 'Fajar Menyingsing', sedangkan yang dipamerkan bermotif Corona dan Sekar Jagat.
Ia menuturkan, Pemkab Pamekasan memiliki perhatian khusus pada upaya pengembangan usaha batik tulis para perajin batik tulis di Kabupaten Pamekasan. Bahkan, saat ini semua kendaraan dinas berupa mobil dan sepeda motor milik pemkab semuanya telah di-branding batik tulis khas Pamekasan.
Selain untuk membantu mempromosikan batik tulis hasil kerajinan warga, menurut dia, branding batik tulis di kendaraan dinas itu juga dimaksudkan sebagai upaya untuk menguatkan identitas Pamekasan sebagai kota batik.
Kabupaten Pamekasan merupakan satu dari empat kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur, yang sebagian warganya bergantung pada penghasilan usaha batik tulis. Perajin batik tulis di kabupaten itu tersebar di 38 sentra, dengan 933 unit usaha, dan 6.526 orang menggantungkan nasibnya pada jenis usaha kreatif ini.
Menurut data Disperindag Pemkab Pamekasan, usaha batik menyumbang 1-2 persen dalam sektor industri, lebih rendah dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 35,66 persen, kemudian posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dan eceran (19,61 persen), dan kontribusi terbesar ketiga adalah sektor konstruksi, yakni 10,12 persen.
Fokus Pamekasan untuk membantu perajin batik ini, karena selain jumlah perajin memang cukup banyak, juga dari sisi peluang pasar, batik tulis Pamekasan berpotensi akan lebih maju setelah dunia mengakui bahwa batik merupakan warisan budaya tak benda yang berasal dari Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Pamekasan bawa dua perajin batik ke KTT G20