Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur memastikan stok dan distribusi pupuk bersubsidi untuk petani di wilayah setempat berjalan lancar pada musim tanam tahun 2022.
"Untuk stok dan distribusi akan dipenuhi sesuai alokasi yang telah ditetapkan dalam SK Gubernur Jatim dan Bupati Madiun. Penyaluran juga dilakukan bertahap sesuai alokasi dan kebutuhan sehingga semua berjalan lancar," ujar Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Parna di Madiun, Jumat.
Pihaknya memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi di wilayah Kabupaten Madiun pada musim tanam awal 2022 ini tercukupi. Hal itu karena musim tanam di Kabupaten Madiun dimulai pada bulan November dan Desember 2021, sehingga kebutuhan pupuk untuk bulan Januari dan Februari 2022 tergolong sedikit.
"Dengan demikian, artinya jumlah pupuk untuk alokasi Januari dan Februari belum terserap total oleh petani dan masih ada sisa," kata dia.
Sesuai data, alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Madiun pada 2022 ini, untuk jenis Urea sebanyak 23.348 ton, NPK sebanyak 10.899 ton, pupuk organik granul sebanyak 11.536 ton, dan pupuk organik cair sebanyak 302 liter.
Ia meminta petani untuk tidak khawatir dan panik karena dipastikan stok pupuk bersubsidi tersalurkan dengan baik. Kepada kelompok tani agar tidak ada lagi keluhan terkait kelangkaan pupuk bersubsidi dan apabila masih ada petani yang belum terdaftar di elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK) maka segera berkomunikasi dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) setempat.
Selain itu, secara berkala ketersediaan pupuk akan dievaluasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pihak terkait untuk dilihat sejauh mana penyerapan dan penyalurannya.
"Dalam evaluasi tersebut akan dipantau kabupaten mana yang penyerapan pupuk subsidinya tinggi. Setelah itu akan dikaji lagi dan ada realokasi. Biasanya untuk daerah penyerapan pupuknya tinggi akan mendapatkan alokasi tambahan namun tetap menyesuaikan dengan lahan," katanya.
Pihaknya meminta para petani di Kabupaten Madiun untuk efisiensi dalam menggunakan pupuk bersubsidi sesuai takaran yang telah ditetapkan. Selain itu, petani juga diimbau untuk memanfaatkan pupuk organik di sekitarnya guna mengembalikan tingkat kesuburan tanah, sehingga kebutuhan pupuk anorganik dapat ditekan.
Parna juga meminta para petani di wilayahnya mengatur pola tanam padi-padi-palawija. Dimana, sekiranya telah memasuki musim kemarau (MK), petani dapat menanam komoditas palawija seperti kacang hijau dan kedelai, sehingga dapat meminimalisir kebutuhan air dan pupuk.
"Dengan memperhatikan pola tanam, harapannya petani lebih efisien penggunaan pupuk, pengairan, menekan hama, dan mencegah gagal panen," katanya.
Guna mengawasi distribusi pupuk bersubsidi, pihaknya menggandeng Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten Madiun untuk mengatisipasi penyalahgunaan, penyelewengan, dan keberadaan pupuk yang mirip subsidi. (*)