Surabaya (ANTARA) - Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya menyarankan agar revitalisasi Pasar Tunjungan bisa bekerja sama dengan pihak swasta atau dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan Belanda Negara (APBN).
Anggota Komisi B DPRD Surabaya Alfian Limardi di Surabaya, Senin, mengatakan, usulan tersebut disampaikan lantaran dalam pembahasan APBD Perubahan beberapa waktu lalu, PD Pasar Surya belum bersedia melakukan revitalisasi Pasar Tunjungan dengan alasan tidak punya duit.
"Kami menyayangkan PD Pasar Surya yang tidak ada niat untuk merevitalisasi Pasar Tunjungan," katanya.
Menurut dia, letak Pasar Tunjungan strategis karena berada di segitiga emas Surabaya yaitu, pertemuan Jalan Basuki Rahmat, Jalan Tunjungan dan Jalan Embong Malang. Pasar Tunjungan juga dahulunya menjadi ikon Surabaya.
"Jika kondisinya dibiarkan merana seperti saat ini ya jadi seperti gedung tua tak terawat," ujarnya.
Alfian mengatakan, Komisi B sebenarnya terus mengupayakan agar Pasar Tunjungan di revitalisasi. Adapun mengenai biaya revitalisasi bisa kerja sama dengan swasta maupun minta bantuan dari pusat lewat APBN.
"Bisa dari bantuan pusat, seperti revitalisasi Pasar Badung di Bali, atau bisa dari pihak swasta seperti Pasar Benhil di Jakarta. Nah untuk Pasar Tunjungan bisa saja pihak swasta yang melakukan revitalisasi, seperti Pasar Bendungsn Hilir atau Benhil di Jakarta Pusat," katanya.
Saat disinggung apakah ada investor yang melirik Pasar Tunjungan, Alfian mengatakan, karena letaknya di pusat kota sudah pasti banyak investor swasta yang melirik untuk merevitalisasi Pasar Tunjungan.
"Itu PD Pasar Surya jika mau menawarkan ke investor untuk mengupgrade kembali Pasar Tunjungan, pastinya banyak yang mau. Bahkan, tidak hanya investor dari Surabaya, bisa nasional hingga investor asing pasti mau, selama masih dalam koridor saling menguntungkan pasti mau," katanya.
Saat ditanya apa sebaiknya Pasar Tunjungan itu dijual saja ke investor mengingat sampai saat ini pasar tersebut mati suri, Alfian mengatakan, sebaiknya tidak dijual tapi dibuat skema kerja sama antara PD Pasar Surya dengan investor.
"Dengan komposisi saham 51 persen PD Pasar Surya, sisanya investor. Artinya, PD Pasar Surya yang punya tapi pengelolanya swasta ya sepertinya di Pasar Benhil Jakpus, ini skema yang bagus. Jadi Pasar Tunjungan tetap milik Pemkot Surabaya dalam hal ini BUMD PD Pasar Surya," katanya.
Ia kembali menambahkan, PD Pasar Surya sebenarnya bisa mengadopsi cara yang dilakukan Pasar Benhil dengan pengelolaan swasta, atau belajar dari Pasar Badung Bali yang menggunakan APBN untuk merevitalisasi sebagai pasar modern.
Soal biaya jika Pasar Tunjungan direvitalisasi, Alfian memperkirakan bisa mencapai Rp1 triliun lebih jika dilihat dari kondisi bangunan saat ini yang terbilang sangat mengenaskan kondisinya.
"Itu Pasar Tunjungan bisa dibuat uji nyali itu, parah dan serem banget kondisinya. Ya sebaiknya diserahkan saja lah ke investor," katanya.
Kepala Bagian Admistrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro sebelumnya mengatakan, pihaknya terbuka jika ada investor yang mau bekerja sama dalam revitalisasi Pasar Tunjungan.
"Cuma di sini untuk investornya harus sesuai dengan ketentuan baik secara tunjuk langsung atau lelang," katanya.
Ia menjelaskan, di sana ada perjanjian lalu kontrak dengan pedagang bersama investor sebelumnya yang harus diselesaikan. "Jangan sampai nanti investor yang ada setelah masuk ada hal-hal yang bertentangan dengan hukum," katanya.