Situbondo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran sebesar Rp6,4 miliar untuk merevitalisasi Pendopo dan Kawedanan Besuki dalam upaya pelestarian sejarah panjang yang telah ada sejak masa Hindia Belanda.
Pendopo dan Kawedanan Besuki yang terletak di wilayah barat Situbondo, tepatnya di Kecamatan Besuki, dan pada masa itu menjadi pusat administrasi dan sekaligus pemerintahan di wilayah Karesidenan Besuki (Situbondo, Jember, Bondowoso, Banyuwangi).
"Pada 1 Januari 2026, saya mulai 'ngantor' melayani masyarakat. Jadi, tiga hari di Pendopo Rakyat Situbondo, tiga hari di Besuki," kata Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo di sela meninjau progres revitalisasi Pendopo dan Kawedanan Besuki, pada Rabu.
Ia menyampaikan, seluruh proses restorasi atau pemulihan Pendopo dan Gedung Kawedanan Besuki itu dilakukan dengan memperhatikan karakter asli bangunan karena kawasan itu merupakan bagian dari aset sejarah yang memiliki nilai arsitektural.

Bupati Rio menginginkan agar Pendopo dan Kawedanan Besuki yang telah lama tidak difungsikan itu dapat kembali digunakan sebagaimana peruntukannya.
Ke depan, lanjutnya, Pendopo dan Kawedanan Besuki itu direncanakan menjadi salah satu pusat aktivitas pemerintahan di wilayah Besuki.
"Saya akan memanfaatkan gedung tersebut sebagai lokasi kegiatan kedinasan sebagai bentuk dukungan terhadap pemerataan pembangunan di wilayah barat Situbondo," kata Bupati.
Informasi diperoleh ANTARA, restorasi Kawedanan Besuki itu meliputi perbaikan gapura, pemulihan bangunan pendopo, serta pembangunan kolam air mancur dan lainnya.
