Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mengungkap pemalsuan surat sehat tes GeNose C-19 yang digunakan sejumlah warga asal Madura saat penyekatan di Jembatan Suramadu sisi Surabaya selama sekitar dua pekan pada bulan Juni lalu.
Kepala Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ganis Setyaningrum menjelaskan dalam penyekatan tersebut setiap warga dari arah Madura yang melintas di Jembatan Suramadu tujuan Surabaya wajib menunjukkan surat kesehatan bebas virus corona (COVID-19).
Video oleh Hanif Nashrullah
"Saat itu kami menemukan sebanyak 12 orang dalam satu rombongan kendaraan bus yang menunjukkan surat kesehatan dengan data hasil uji GeNose C-19 negatif yang semuanya sama," katanya kepada wartawan di Surabaya, Senin.
Polisi langsung bergerak melakukan penyelidikan. Hingga akhirnya menangkap dua orang pelaku pemalsu surat sehat dari hasil tes GeNose tersebut.
Salah satu pelaku berinisial HBP, usia 27 tahun, yang sehari-harinya bekerja sebagai tenaga kesehatan di salah satu puskesmas wilayah Kabupaten Sumenep, Madura.
Dia tidak sendirian, dibantu oleh seorang pelaku lainnya berinisial ASK, usia 39 tahun, pegawai swasta.
"Dua orang pelaku ini memiliki peran masing-masing. HBP seorang tenaga kesehatan yang membuatkan surat GeNose C-19. Sedangkan ASK berperan mencari agen penjualan tiket bus, atau mencari calon penumpang yang menjadi korbannya," ujar Kapolres AKBP Ganis.
Berdasarkan penyelidikan polisi, kepada setiap calon penumpang yang dibuatkan surat kesehatan bebas COVID-19 palsu menggunakan GeNose C-19, kedua pelaku menarik tarif Rp50 ribu.
Polisi menduga kedua pelaku telah meraup keuntungan jutaan rupiah dari praktik ilegal ini. Kedua pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Kedua tersangka kami kenakan Pasal 263 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Ancaman hukumannya pidana maksimal enam tahun penjara," ucap AKBP Ganis.
Polisi Surabaya ungkap pemalsuan surat sehat tes GeNose
Senin, 5 Juli 2021 20:45 WIB