Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pamekasan menerima sebanyak 6.240 vaksin COVID-19 dari pemerintah pusat yang pada tahap pertama ini vaksinasinya kepada tenaga medis, kalangan pejabat, dan pimpinan instansi pemerintahan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
"Saya siap menjadi orang pertama yang akan divaksinasi sebagai contoh bagi masyarakat bahwa vaksin ini sebenarnya tidak berbahaya," kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam seusai memimpin rapat koordinasi persiapan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Mandhepa Agung Ronggosukowati Pamekasan, Senin.
Setelah itu, Forkopimda, semua pimpinan organisasi perangkat daerah, tenaga medis, guru, dan perwakilan organisasi kemasyarakatan.
Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Satgas COVID-19 di pusat, sasaran pertama vaksin COVID-19 ini adalah kelompok rentan tertular, karena memang tugasnya berhubungan dengan banyak orang.
"Kalau teman-teman wartawan juga ada yang bersedia untuk divaksin, maka bisa mendaftar juga kepada Satgas COVID-19 Pamekasan," kata bupati.
Jatah vaksin COVID-19 dari pemerintah pusat untuk Kabupaten Pamekasan sebanyak 6.240 dosis ini bertambah. Sebelumnya, Pemkab Pamekasan hanya mendapatkan jatah sebanyak 3.080 vaksin dan akan tiba di Pamekasan pada 29 Januari 2021.
Sementara itu, pada rapat koordinasi itu juga dipaparkan tentang berbagai persiapan, termasuk tenaga tenaga medis yang akan menjadi vaksinator, yakni sebanyak 40 orang.
"Mereka telah mendapatkan bimbingan khusus tentang teknis vaksinasi sebagai dengan ketentuan medis, termasuk cara melakukan screening," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan Ahmad Marsuki.
Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan menyatakan, vaksin CoronaVac sebagai vaksin COVID-19 produksi perusahaan Sinovac resmi mendapatkan izin penggunaan darurat atau EUA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Lembaga ini menyebutkan dalam memutuskan pemberian otorisasi darurat itu BPOM mempertimbangkan hasil uji klinik di Indonesia, Brazil dan Turki, yang menunjukkan antivirus SARS-CoV-2 itu memiliki keamanan dan kemanjuran (efikasi) menangkal COVID-19.
Vaksin Sinovac tersebut memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk bisa mendapatkan izin EUA dengan tingkat efikasi minimal 50 persen.
Sementara dari uji klinik di Bandung yang dilakukan Biofarma dan Sinovac, lanjut dia, efikasi CoronaVac itu mencapai 65,3 persen. Selanjutnya, uji klinis di Turki efikasi Sinovac mencapai 91 persen dan Brazil 78 persen.
Di sisi lain Majelis Ulama Indonesia juga telah mengeluarkan keputusan fatwa kehalalan CoronaVac yaitu vaksin COVID-19 produksi Sinovac, China, seiring terbitnya otorisasi keamanan dan manfaat antivirus SARS-CoV-2 tersebut.
Di Indonesia, Presiden Jokowi merupakan orang pertama yang menerima menerima vaksinasi COVID-19 setelah izin EUA dari BPOM dan fatwa kehalalan dari MUI terbit.