Painan (ANTARA) - Ekstra-kru di pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182, Fadly Satrianto, rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, telah bertunangan dan berencana menikah.
"Kami terpukul dengan musibah ini, apalagi Fadly Satrianto telah bertunangan dengan seorang dokter dan akan segera menikah," kata keluarga korban dari pihak ayah, Mak Itam, yang dihubungi di Painan, Sumatera Barat, Minggu.
Baca juga: Seorang kru Sriwijaya Air SJ-182 alumnus Unair, rektor sampaikan duka cita
Ia menambahkan sesuai jadwal yang direncanakan, sebenarnya Fadly Satrianto akan melangsungkan pernikahan dengan pujaan hatinya yang berprofesi sebagai dokter. Namun, karena pandemi COVID-19, akhirnya rencana pernikahan tersebut diundur.
Fadly Satrianto yang juga kopilot di maskapai Sriwijaya Air, selepas dari bangku sekolah menengah atas (SMA) tidak langsung mengikuti sekolah pilot, seperti pilot dan kopilot lainnya.
"Fadly awalnya sempat mengenyam pendidikan di sebuah universitas (Universitas Airlangga Surabaya), namun akhirnya tertarik mengikuti sekolah pilot," ujarnya.
Baca juga: Tim DVI Polda Jatim ambil sampel DNA ibunda kru Sriwijaya Air SJ-182
Fadly Satrianto merupakan anak dari pamannya yang bernama Sumarzen Marzuki yang juga merupakan Ketua Gebu Minang Jawa Timur masa bakti 2019-2024.
"Keluarga besar kami bermukim di Pasar Batang Kapas, Kecamatan Batang Kapas, dan paman kami, Sumarzen telah lama merantau, namun pada beberapa kesempatan juga kerap pulang ke kampung halaman," ungkapnya.
Sementara itu, operasi pencarian dan penyelamatan (Search and Rescue/SAR) korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu hingga kini masih terus berlangsung dengan melibatkan berbagai unsur SAR.