Kediri (ANTARA) - Jenazah ibu dan anaknya yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air PK-CLC register SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dimakamkan di tanah kelahirannya Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu.
Paman dari korban, Budi, mengatakan kemenakannya itu berangkat naik pesawat Sriwijaya Air Sj-182 dengan dua anaknya yang masih kecil serta seorang pengasuh. Namun, pesawat mereka mengalami kecelakaan.
"Rahmania Ekananda bersama dua putrinya ditambah pengasuh kesayangan. Dan hari ini yang pulang ke rumah duka baru dua, Rahmania dan anaknya yang kecil (Fathima Ashalina, 2,5 tahun)," katanya di Kediri.
Ia juga memohon doa agar kemenakannya dan dua anak yang masih kecil tersebut diampuni segala kesalahannya dan Tuhan memberikan pahala yang setimpal, masuk surganya Allah.
Kedua jenazah korban Sriwijaya Air yang merupakan ibu dana anaknya tersebut diangkut mobil ambulans. Ada beberapa kendaraan yang juga menyertai mobil pengantar jenazah tersebut.
Saat rombongan ambulans tiba di depan rumah orang tua korban, Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, yang juga di area kampung inggris, keluarga, kerabat dan tetangga sudah menunggu. Saat itu, keluarga juga langsung mendekati mobil dan mereka dibiarkan melihat peti jenazah.
Keluarga juga tidak berhenti menangis. Bahkan, ibu korban sangat syok dengan kondisi tersebut. Ia juga terus didampingi sejumlah anggota keluarga lainnya.
Setelah diberi izin untuk melihat peti jenazah, selanjutnya mobil ambulans masuk ke area masjid yang ada di depan rumah orang tua korban. Di masjid, warga juga sudah banyak, terdiri dari jamaah perempuan dan laki-laki yang hendak shalat jenazah.
Kedua jenazah dibawa ke dalam masjid untuk dishalatkan. Masing-masing peti jenazah itu juga sudah dibungkus dengan plastik berlapis-lapis.
Setelah selesai dishalatkan, kedua peti jenazah itu kembali dibawa ambulans menuju pemakaman yang lokasinya tidak jauh dari masjid. Mereka dimakamkan berdampingan di TPU Desa Tulungrejo.
Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC register SJ-182 rute Jakarta-Pontianak berangkat pada Sabtu (9/1). Sesuai dengan jadwal, pesawat berangkat jam 14.36 WIB dan tiba di Pontianak jam 15.44 WIB. Mundur dari jadwal seharusnya, jam 13.35 WIB karena faktor cuaca.
Namun, terjadi hilang kontak pada jam 14.44 WIB dengan titik terakhir di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu Jakarta.
Hingga akhirnya dipastikan bahwa pesawat tersebut mengalami musibah, jatuh ke laut. Sejumlah korban juga sudah dibawa ke rumah duka, termasuk Rahmania dan putrinya. Namun, putri pertamanya, Fazila Ammara (6) hingga kini belum ditemukan. Sedangkan pengasuhnya, Dinda Amelia (16) juga sudah dibawa ke rumah yang bersangkutan.