Jember (ANTARA) - Gelombang tinggi menyebabkan banjir rob dan menerjang kawasan pesisir pantai selatan hingga merusak sejumlah rumah dan warung yang berada di Pantai Payangan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.
"Gelombang tinggi hingga 5,5 meter mengakibatkan banjir rob yang berdampak pada sebagian permukiman warga dan tempat usaha di Pantai Payangan ," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember Heru Widagdo di Jember.
Menurutnya, gelombang tinggi tersebut menerjang Pantai Payangan yang berada di Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, namun beruntung saat kejadian tidak ada wisatawan yang berada di salah satu objek wisata di Kabupaten Jember itu.
"Beruntung pada saat banjir rob menerjang permukiman nelayan dan warung di tepi Pantai Payangan kondisinya sepi dari wisatawan, sehingga tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut," tuturnya.
Ia menjelaskan dampak kerugian yang ditimbulkan akibat gelombang tinggi yang menyebabkan banjir rob yakni dua rumah rusak, puluhan warung rusak, dan dua gudang lobster rusak.
Dua gudang lobster yang rusak milik M. Syahri dengan kondisi rusak berat, kemudian dua rumah milik Buari dan Jumina juga rusak dan tercatat 23 warung yang berada di Pantai Payangan Jember juga mengalami kerusakan.
"Berdasarkan data petugas di lapangan, dari 23 warung yang rusak tercatat delapan warung sudah tidak dihuni, tiga warung rusak berat, dan 12 warung rusak ringan," katanya.
Ia menjelaskan gelombang di Pantai Payangan sudah surut, namun BPBD Jember mengimbau kepada masyarakat di pesisir pantai selatan untuk waspada terhadap gelombang tinggi yang dapat menyebabkan banjir rob susulan.
"Kami imbau masyarakat baik nelayan maupun wisatawan tetap waspada di pesisir pantai selatan di Kabupaten Jember karena berdasarkan informasi dari BMKG menyebutkan peringatan dini gelombang tinggi dapat terjadi hingga Kamis (28/5)," demikian Herud Widagdo.
Gelombang tinggi merusak rumah dan warung di Pantai Payangan Jember
Rabu, 27 Mei 2020 21:03 WIB
dari 23 warung yang rusak, tercatat delapan warung sudah tidak dihuni, tiga warung rusak berat, dan 12 warung rusak ringan.