Jember (Antaranews Jatim) - Banjir rob menerjang pesisir pantai selatan hingga air laut masuk ke permukiman warga dan merusak sebagian fasilitas umum di Desa Sumberejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.
"Banjir rob terjadi sejak pagi di pesisir selatan Kabupaten Jember, bahkan banjir tersebut meluas hingga menerjang permukiman warga dan menyebabkan rusak sebuah musala di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember.
Menurutnya banjir rob juga menyebabkan sejumlah warung di Pantai Payangan terendam air laut, namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir rob di sejumlah pesisir pantai selatan Kabupaten Jember.
"Pantauan di lapangan, banjir rob sudah mulai surut pada siang hari, namun terindikasi akan ada peningkatan air laut pada Rabu sore, sehingga pihaknya mengimbau masyarakat di pesisir pantai selatan tetap waspada, namun tidak perlu panik," tuturnya.
Ia menjelaskan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jember sudah tiba di lokasi kejadian sejak pukul 08.00 WIB dan melakukan "asessment" atas bencana alam di pesisir pantai selatan Jember, serta melakukan pendataan untuk menghitung kerugian bangunan yang rusak terdampak banjir rob.
"Kami imbau masyarakat di pesisir pantai selatan Jember tetap tenang dan warga yang memiliki rumah dekat pantai untuk meningkatkan kewaspadaan karena dikhawatirkan terjadi banjir rob susulan," katanya.
Berdasarkan informasi BMKG Maritim Perak Surabaya yang diterima BPBD Jember menyebutkan tinggi gelombang di Laut Jawa bagian timur antara 1,3 hingga 2 meter dan di Samudera Hindia selatan Jatim berkisar 2,5 hingga 7 meter selama 24 jam pada 25 Juli 2018.
"BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai tingginya gelombang mencapai 5 meter hingga 7 meter di perairan selatan Jawa Timur dan Samudera Hindia selatan Jatim. Kondisi itu diperkirakan akan masih berlangsung hingga akhir Juli 2018," ujarnya.
Heru juga mengimbau wisatawan yang berkunjung ke sejumlah objek wisata pantai selatan Jember untuk berhati-hati dan tidak berenang karena ombak cukup tinggi, sehingga dikhawatirkan wisatawan yang nekat berenang dapat terseret ganasnya ombak laut selatan. (*)