Tulungagung (ANTARA) - Satu lagi tenaga medis di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, terkonfirmasi positif terpapar virus corona berdasarkan hasil swab tenggorokan saat tracing atau penelusuran atas kontak erat pasien AI yang lebih dulu dinyatakan positif COVID-19 dari klaster pelatihan haji Surabaya.
Sekretaris Posko Kesehatan COVID-19 Tulungagung Didik Eka menjelaskan, satu tenaga medis yang dinyatakan positif terpapar virus corona itu merupakan hasil penelusuran terhadap 14 orang yang berkontak erat dengan pasien COVID-19 terdahulu.
"Dari 14 orang yang dilakukan swab karena teridentifikasi memiliki kontak erat dengan AI, sebanyak 13 orang negatif dan satu positif COVID-19," papar Didik Eka di Tulungagung, Minggu
Pasien positif dimaksud berinisial FR (39), seorang tenaga medis asal Karangrejo, Tulungagung. Ia merupakan satu dari rombongan pelatihan petugas haji di Surabaya asal Tulungagung yang akhirnya terkonfirmasi positif corona.
Kondisinya sejauh ini cukup baik. Tampak sehat dan tidak ada keluhan.
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Tulungagung mengategorikan FR dalam kelompok pasien COVID-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG).
FR kini telah dikarantina di Rusunawa IAIN Tulungagung bersama puluhan pasien COVID-19 dan PDP lain yang lebih dulu harus menjalani karantina.
Total jumlah kasus COVID-19 di Tulungagung hingga kini terkonfirmasi sebanyak 23 orang. Dari jumlah itu, empat orang telah dinyatakan sembuh dan belum ada pasien positif COVID-19 asal Tulungagung yang meninggal.
Namun, jika mengacu dari kelompok PDP (pasien dalam pengawasan) yang perhari ini mencapai 386 orang, mereka yang meninggal tercatat sebanyak 104 orang.
Mereka dikonfirmasi meninggal dengan status PDP karena selain memiliki riwayat sakit lain, tim medis juga mendapati jejak klinis pneumonia.
Kondisi klinis ini belum bisa disimpulkan sebagai kasus COVID-19 sampai hasil swab yang keluar dari Balitbangkes, Kemenkes Jakarta.
Masalahnya, tidak semua kasus PDP diberlakukan pengambilan sampel lendir tenggorokan dengan teknik swab PCR, karena pasien keburu meninggal.
Terhadap PDP meninggal yang sudah diberlakukan swab pun, hasilnya mayoritas juga belum turun, kecuali terhadap pasien Sh, PDP asal Ngadiluwih, Kediri, yang meninggal dalam perawatan tim medis RSUD dr. Iskak dan kemudian menjadi klaster baru yang menular pada sejumlah tenaga medis dan paramedis di RSUD dr. Iskak maupun warga lain.
"Selain pasien Sh yang hasil swab positif setelah yang bersangkutan meninggal, ada tiga orang berstatus PDP meninggal yang hasil rapid test reaktif/positif COVID-19 namun belum sempat dilakukan swab. Tapi terhadap tigas kasus ini kami dari tim elidemologi sudah melakukan tracing terhadap kontak dekat yang sempat berinteraksi," katanya.
Didik merinci, dengan penambahan satu tenaga paramedis yang "tumbang" terpapar corona ini, total tenaga kesehatan yang dinyatakan positif COVID-19 ada 13 orang. Lima orang dari klaster pelatihan haji Surabaya dan delapan lainnya dari klaster Sh atau klaster RSUD dr. Iskak.