Surabaya (ANTARA) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya menyiapkan lumbung ketahanan pangan di 31 kecamatan Kota Surabaya, Jawa Timur, menjelang diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Jangan sampai ada warga NU dan warga masyarakat pada umumnya yang tidak bisa berbuka dan sahur selama Ramadhan karena tidak ada makanan," kata kata Ketua Gugus Tugas Peduli COVID-19 NU Surabaya Faisol Ramelan di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, secara teknis konsep operasional, gerakan ini memberdayakan potensi warga yakni dari warga, oleh warga dan untuk warga Surabaya.
Adapun sumber bahan pokok diperoleh dari warga NU yang memiliki kelebihan rezeki dan usaha lain dari kepengurusan NU di semua tingkatan serta dukungan oleh pemerintah setempat.
Untuk bantuan dari para orang berkecukupan secara ekonomi berupa uang, lanjut dia, akan diwujudkan dalam bentuk voucher yang digunakan untuk membeli bahan pokok di warung pracangan atau toko kelontong di kampung-kampung.
"Ini supaya usaha-usaha warung kecil tetap eksis selama diberlakukannya PSBB," ujarnya.
Sedangkan bantuan berupa bahan kebutuhan pokok akan diwujudkan dalam bentuk makanan siap saji yang dikelola divisi dapur umum. Namun, kata dia, pihaknya tidak membuat dapur masak di satu tempat.
"Bahan pokok dititipkan kepada ibu-ibu Muslimat untuk dimasak di rumahnya masing-masing dan didistribusikan kepada para tetangga yang memerlukan (warga terdampak)," ujarnya.
Menurut dia, sebagian bantuan bahan pokok dalam bentuk paket sembako disalurkan secara langsung kepada warga terdampak. "Tetap berbagi, tanpa berkerumun sesuai protokol kesehatan," katanya.
Ketua PCNU Surabaya Achmad Muhibbin Zuhri mengatakan lumbung ketahanan pangan ini dibentuk dalam rangka mendukung penerapan PSBB di Surabaya, terutama mengantisipasi dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkannya.
"Kami berharap dengan adanya lumbung ketahanan pangan ini bisa meringankan beban masyarakat Surabaya," katanya. (*)