Surabaya (ANTARA) - Atraksi drama kolosal Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) memeriahkan puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang digelar PCNU Surabaya di Tugu Pahlawan, Surabaya, Selasa malam.
Naskah drama kolosal itu disusun berdasarkan buku "Sejarah Resolusi Jihad NU, Perang Sabil di Surabaya Tahun 1945" karya Riadi Ngasiran.
Sejarahwan NU, sekaligus sebagai supervisor naskah yang disutradarai Heri Prasetyo Lentho, bersama aktivis Teater Hampa dan Lesbumi NU Kota Malang sebagai Asisten Sutradara, Khwarizmi Aslamriadi.
Drama didukung para seniman Nahdliyin, serta para aktivis Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) NU di Surabaya serta melibatkan para santri dan murid-murid madrasah dan sekolah di lingkungan Lembaga Pendidikan Ma'arif Kota Surabaya.
Ketua PCNU Surabaya, Masduki Toha di Surabaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung terselenggaranya acara tersebut karena kekompakan warga nahdliyin dan para pengurus PCNU Surabaya, pada rangkaian peringatan HSN sejak beberapa hari berselang hingga puncak acara bisa terlaksana.
Ia bersyukur PCNU diberi kepercayaan lebih oleh PBNU untuk menggelar berbagai kegiatan memeriahkan HSN termasuk mementaskan drama kolosal.
"Kami mendapat amanah PBNU untuk mementaskan drama kolosal menandai peristiwa bersejarah Resolusi Jihad NU, tanggal 22 Oktober 1945, yang kini ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional," tuturnya.
Selain pementasan drama kolosal, kata dia, PCNU Surabaya juga meluncurkan laman pesantren Surabaya yang digawangi oleh Lembaga Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI).
"Ini sebuah langkah progresif di mana kalangan nahdliyin sudah cukup melek dengan perkembangan teknologi dan akan terus kita kembangkan," katanya.
Dia menerangkan berbagai kegiatan yang dilaksanakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, merupakan rangkaian dari berbagai aktivitas, ziarah muassis (pendiri) NU dan pejuang kemerdekaan di Surabaya.
Juga diadakan bakti sosial, gelar wicara tentang hukum dan keluarga masalah yang dilaksanakan lembaga-lembaga dan badan otonom (banom) di lingkungan PCNU Kota Surabaya.
"Kami berharap semua warga bangsa dan anak bangsa, tetap berani membela kepentingan bangsa dan negara di masa kini dan masa mendatang. Identitas sebagai bangsa yang merdeka harus menjadi bagian inspirasi kita berjihad di medan pengabdian di masyarakat," tuturnya.*