Surabaya (ANTARA) - Pimpinan DPRD Kota Surabaya meminta Perusahaan Daerah Pasar Surya mengidentifikasi pedagang Pasar Tunjungan terlebih dahulu sebagai tindak lanjut dari rencana pemerintah kota setempat yang akan merevitalisasi pasar yang berada di jantung Kota Pahlawan, Jawa Timur, tersebut sejak 2016.
Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony, di Surabaya, Minggu, mengatakan belum terlaksananya revitalisasi Pasar Tunjungan karena alotnya identifikasi permasalahan yang dilakukan oleh pengelola pasar Tunjungan di bawah PD Pasar, sehingga permasalahan pasar Tunjungan tidak bisa terselesaikan.
"Ini membutuhkan effort (upaya) yang sangat besar dan menguras energi," kata politikus Partai Gerindra ini.
Menurut dia, pihaknya telah bertemu dengan jajaran direksi PD Pasar Surya dan para pedagang Pasar Tunjungan terkait revitalisasi pasar beberapa waktu lalu. Namun, belum ada titik temu mengenai tindak lanjut revitalisasi pasar karena masing-masing pihak saling menyalahkan, sehingga akar permasalahan yang sebenarnya tidak akan dapat terurai.
"Jadi ada pemahaman yang berbeda antara pihak pengelola pasar dengan pedagang yang ada di Pasar Tunjungan. Identifikasi pedang saja belum ada kejelasan dari keterangan PD Pasar Surya," ujarnya.
Oleh karena itu, Thony meminta jajaran Direksi PD Pasar Surya secepatnya melakukan identifikasi pedagang. Menurutnya, kalau PD tidak mampu untuk melakukan revitalisasi, itu harus disampaikan pada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Jangan sampai terlalu lama, pedagang di sini menunggu dalam ketidakpastian. Tetapkan langkah awal jika mereka mampu melakukan revitalisasi disegerakan. Jika tidak, PD Pasar Surya minta Pemkot untuk melakukan revitalisasi," katanya.
Thony menyatakan jika PD Pasar tidak mampu, maka ada opsi yang lain yakni menjalin kemitraan dengan para pedagang. "Mereka para pedagang siap untuk membantu untuk revitalisasi. Tinggal bagaimana mengatur proses teknisnya saja," katanya.
Ia menilai jika persoalan ini terus dibiarkan pasti nantinya akan ada gejolak sosial di kalangan para pedagang karena mereka tidak diberikan kepastian oleh PD Pasar Surya sebagai pengelola Pasar Tunjungan.
"Persoalan ini sudah terlalu lama, rencana revitalisasi yang akan dilakukan oleh pemkot sejak tahun 2016," kata penasehat Fraksi Partai Gerindra DPRD Surabaya ini.
Diketahui Pemkot Surabaya telah menganggarkan untuk revitalisasi pasar Tunjungan dan masuk dalam anggaran APBD Surabaya senilai Rp10 miliar. Namun dengan berjalannya waktu dan permasalahan yang dihadapi PD Pasar Surya akhirnya rencana revitalisasi Pasar Tunjungan sebagai ikon pasar yang menyuguhkan hasil UMKM pupus begitu saja.
Pemkot Surabaya tidak lagi bersemangat untuk melakukan revitalisasi pada pasar Tunjungan. Hal tersebut telah banyak menimbulkan persoalan sosial yang berkepanjangan hingga saat ini sehingga 40 Pedagang pasar Tunjungan nasibnya terkatung-katung.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan belum terealisasinya rencana revitalisasi adalah sebagai bentuk kehati-hatian Pemkot Surabaya dalam memberikan penyertaan modal dan menyikapi kondisi PD Pasar Surya sebab rencana revitalisasi direncanakan tidak dengan pihak ketiga.
Sesuai konsepnya, Pasar Tunjungan akan dijadikan pusat perdagangan dan kegiatan masyarakat di tengah kota. Hanya saja, kata Risma, ada kajian tentang perpajakan dan kondisi finansial di PD Pasar sehingga penyertaan modal dari Pemkot Surabaya yang digunakan untuk revitalisasi Pasar Tunjungan belum dilaksanakan. (*)