Ngawi (ANTARA) - Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja (DPPTK) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mencatat jumlah pekerja migran Indonesia asal daerah setempat mencapai ribuan orang setiap tahunnya, seiring tingginya minat masyarakat mendapat penghasilan besar dengan bekerja di luar negeri.
"Kalau peningkatan sebenarnya tidak begitu signifikan. Namun, tiap tahun jumlah warga Ngawi yang bekerja di luar negeri cukup tinggi. Selama tiga tahun terakhir selalu di atas 1.000 orang," ujar Kasi Penempatan Tenaga Kerja dan Kesempatan Perluasan Kerja DPPTK Ngawi, Karsi Rahayu, Rabu.
Data DPPTK Ngawi mencatat pada tahun 2017 terdapat 1.223 orang pekerja migran asal Ngawi. Tahun berikutnya naik menjadi 1.275 orang yang bekerja ke luar negeri.
"Jumlah yang sudah diketahui sebanyak 1.136 orang, tapi itu baru sampai bulan November 2019. Ditambah bulan Desember, diperkirakan hampir sama dengan tahun sebelumnya," kata dia.
Ia menjelaskan, para pekerja migran tersebut paling banyak berasal dari Kecamatan Gerih dan Kendal. Sesuai data, saat ini dari Desa Randusongo, Kecamatan Gerih, ada hampir seribu pekerja migran yang masih aktif.
"Jumlah itu yang selalu mengurus data pembaruan kontrak di dinas atau legal, belum termasuk yang ilegal," kata dia.
Dari jumlah ribuan pekerja migran itu, lanjut Karsi, tidak semua merupakan TKI baru. Ada juga yang sudah berangkat beberapa tahun sebelumnya, lalu mendaftar lagi untuk perpanjangan kontrak. Tapi, jumlahnya tidak banyak sebab sebagian tidak mau mengurus di dinas, melainkan cukup di tempat kerja masing-masing.
Dikatakannya hal itu yang sangat disayangkan pihak dinas, karena seharusnya pekerja migran yang memperpanjang kontrak mendaftar lagi di dinas agar tercatat masih aktif dan legal.
Perpanjangan kontrak di negara tujuan juga disebut legal, namun hal itu masih dianggap belum lengkap. Karena itu, pihaknya meminta para pekerja migran yang ingin memperpanjang kontrak agar mengurus tuntas hingga tingkat dinas. Hal itu guna mengantisipasi jika terjadi kecelakaan kerja dan hal lainnya selama bekerja di luar negeri, katanya.
Ia menambahkan, selama tiga tahun terakhir kasus kecelakaan kerja dan meninggal dunia pekerja migran asal Kabupaten Ngawi di luar negeri tergolong minim.
Tergiur gaji besar, minat warga Ngawi bekerja di luar negeri sangat tinggi
Rabu, 15 Januari 2020 18:39 WIB