Pemprov Jatim dorong budi daya udang vaname di pesisir selatan
Jumat, 10 Januari 2020 21:42 WIB
Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong masyarakat maupun investor swasta untuk mengembangkan budi daya udang vaname (Litopenaeus vannamei) di kawasan pesisir selatan daerah itu demi mendongkrak volume produksi komoditas laut itu yang tahun sebelumnya tercapai sekitar 93 ribu ton.
"Kami melihat (daerah pesisir) selatan ini sangat potensial. Dari mulai sini (Prigi, Trenggalek) sampai Pacitan, bahkan sampai arah Blitar untuk pengembangan budi daya udang vaname," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat meninjau panen raya udang vaname di UPT Instalasi Budidaya Air Laut (IBL) Prigi, Trenggalek, Jumat.
Saat ini, volume produksi udang vaname di seluruh kawasan pesisir Jawa Timur baru sekitar 93 ribu ton berdasar estimasi produksi selama kurun 2019.
Angka yang disebut terakhir ini lebih besar sekitar tiga 93 persen dibanding data produksi udang vaname Jawa Timur pada kurun 2018 yang disebut mencapai 90 ribu ton.
Namun kapasitas produksi itu menurut data Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim masih belum mampu memenuhi kebutuhan industri pengolahan komoditas udang vaname yang disebut mencapai 124 ribu ton.
"Kemampuan produksi kita (Jatim) hanya mampu memenuhi 70,8 persen kebutuhan riil industri di Jatim. Jadi masih memungkinkan untuk dikembangkan lagi," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Hari Pranoto dikonfirmasi terpisah.
Masalahnya, volume produksi yang ada saat ini masih didominasi penambak udang di kawasan pantai utara Jatim.
Sedangkan di kawasan pesisir selatan, kontribusinya disebut Hari masih minim. Tidak sampai 20 persen dari total kapasitas produksi yang ada.
Kondisi itulah yang menginspirasi Pemprov Jatim untuk mendorong pengembangan bisnis tambak udang di kawasan pesisir selatan Jatim.
Salah satu yang sudah dilakukan untuk menstimulasi produksi udang vaname itu melalui pengembangan teknologi budidaya super intensif berbasis bio-herbal di UPT Instalasi Budidaya Air Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim di Prigi, Trenggalek yang mampu memperpendek jangka waktu pembudidayaan udang vanname itu dengan ukuran maksimal.
"Wilayah pesisir selatan Jatim, termasuk Trenggalek, memiliki anugerah yang luar biasa berupa air laut yang kualitas airnya sangat baik. Sedangkan bisnis tambak udang, ini kan sebenarnya (tentang) bisnis pengelolaan airnya, supaya kualitas air yang bagus menghasilkan budidaya udang yang baik pula," kata Emil Dardak.
Ia berharap potensi pengembangan budidaya tambak udang di kawasan selatan Jatim bisa dioptimalkan. Termasuk peluang kerjasama antara masyarakat/swasta dengan pihak Perhutani yang memiliki kawasan luas di pesisir selatan, mulai Trenggalek, Pacitan, Tulungagung, Blitar hingga Jember-Banyuwangi. (*)
"Kami melihat (daerah pesisir) selatan ini sangat potensial. Dari mulai sini (Prigi, Trenggalek) sampai Pacitan, bahkan sampai arah Blitar untuk pengembangan budi daya udang vaname," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat meninjau panen raya udang vaname di UPT Instalasi Budidaya Air Laut (IBL) Prigi, Trenggalek, Jumat.
Saat ini, volume produksi udang vaname di seluruh kawasan pesisir Jawa Timur baru sekitar 93 ribu ton berdasar estimasi produksi selama kurun 2019.
Angka yang disebut terakhir ini lebih besar sekitar tiga 93 persen dibanding data produksi udang vaname Jawa Timur pada kurun 2018 yang disebut mencapai 90 ribu ton.
Namun kapasitas produksi itu menurut data Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim masih belum mampu memenuhi kebutuhan industri pengolahan komoditas udang vaname yang disebut mencapai 124 ribu ton.
"Kemampuan produksi kita (Jatim) hanya mampu memenuhi 70,8 persen kebutuhan riil industri di Jatim. Jadi masih memungkinkan untuk dikembangkan lagi," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Hari Pranoto dikonfirmasi terpisah.
Masalahnya, volume produksi yang ada saat ini masih didominasi penambak udang di kawasan pantai utara Jatim.
Sedangkan di kawasan pesisir selatan, kontribusinya disebut Hari masih minim. Tidak sampai 20 persen dari total kapasitas produksi yang ada.
Kondisi itulah yang menginspirasi Pemprov Jatim untuk mendorong pengembangan bisnis tambak udang di kawasan pesisir selatan Jatim.
Salah satu yang sudah dilakukan untuk menstimulasi produksi udang vaname itu melalui pengembangan teknologi budidaya super intensif berbasis bio-herbal di UPT Instalasi Budidaya Air Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim di Prigi, Trenggalek yang mampu memperpendek jangka waktu pembudidayaan udang vanname itu dengan ukuran maksimal.
"Wilayah pesisir selatan Jatim, termasuk Trenggalek, memiliki anugerah yang luar biasa berupa air laut yang kualitas airnya sangat baik. Sedangkan bisnis tambak udang, ini kan sebenarnya (tentang) bisnis pengelolaan airnya, supaya kualitas air yang bagus menghasilkan budidaya udang yang baik pula," kata Emil Dardak.
Ia berharap potensi pengembangan budidaya tambak udang di kawasan selatan Jatim bisa dioptimalkan. Termasuk peluang kerjasama antara masyarakat/swasta dengan pihak Perhutani yang memiliki kawasan luas di pesisir selatan, mulai Trenggalek, Pacitan, Tulungagung, Blitar hingga Jember-Banyuwangi. (*)