Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Seribuan benda pusaka berbagai jenis dipamerkan pada Festival Pusaka Nusantara yang digelar Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, bekerja sama dengan Komunitas Senapati Nusantara dan Paguyuban Tosan Aji Lawe Wenang, 16-18 November 2018.
"Jumlah berbagai pusaka yang dipamerkan termasuk pusaka kemaharan (diperjualbelikan) ya lebih dari seribu pusaka," kata salah seorang Panitia Festival Pusaka Nusantara Ronggo Datan Bramantyo di Bojonegoro, Jumat.
Festival Pusaka Nusantara yang baru pertama kalinya itu dibuka Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah.
Selain anggota Komunitas Senapati Nusantara yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air, festival itu juga diikuti peserta dari 430 desa/kelurahan di Bojonegoro yang masing-masing membawa dua sampai lima pusaka, antara lain keris, tombak, dan pedang.
Didampingi anggota panitia Narendra Avidiya, ia mengatakan dalam Festival Pusaka Nusantara ini ada sekitar 70 peserta kemaharan yang datang dari berbagai daerah, seperti Lombok, Makassar, Jakarta, Bali, Malang, dan Bojonegoro.
"Pusaka yang dipamerkan di anjungan kemaharan itu bisa dibeli oleh pengunjung," tambahnya.
Agus Polong, salah satu peserta festival asal Bojonegoro, membawa belasan pusaka yang diperoleh dari hasil berburu di perairan Bengawan Solo, juga dari hasil membeli milik warga di pedesaan.
Di antara pusaka yang dipamerkan yaitu satu bilah keris lengkap dengan rangkanya yang diperoleh dari bawah jembatan Bengawan Solo di Kaliketek, Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, dengan kriteria Dapur Kadga.
"Satu keris yang baru saya peroleh itu akan dibeli seharga sepeda motor, tapi tidak saya berikan. Informasi dari Komunitas Senapati Nusantara, keris itu berasal dari zaman Kerajaan Mataram," ucapnya.
Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid menjelaskan, Festival Pusaka Nusantara digelar untuk meramaikan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-341.
"Pusaka yang dipamerkan itu asalnya dari berbagai daerah yang merupakan koleksi Komunitas Senapati Nusantara," ucapnya.
Kegiatan Festival Pusaka Nusantara itu akan ditutup kegiatan jamasan pusaka dengan mengambil lokasi di Sumur Blekutuk, di komplek objek wisata Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.
"Jamasan pusaka dilakukan khususnya untuk pusaka yang dibawa desa atau kelurahan," ucapnya. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo