Bojonegoro (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berencana menggelar Tari Thengul massal yang melibatkan sebanyak 2.019 penari dalam kegiatan "International Folklore Festival" pada 13-19 Juli 2019, sekaligus untuk mencatatkan dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Budiyanto, di Bojonegoro, Jumat, menjelaskan, dalam kegiatan International Folklore Festival tersebut juga akan menampilkan pameran Thengul.
"Persiapan untuk penyelenggaran Tari Thengul massal terus berjalan dan untuk lokasinya di Stadion Letjen H. Soedirman Bojonegoro," katanya.
Koreografer tari Disbudpar Bojonegoro Deny Ike Kirmayanti membenarkan waktu yang dimanfaatkan mencukupi untuk mempersiapkan para penari yang akan terlibat dalam tari kolosal itu.
Ia memberikan gambaran penari yang terlibat dalam kegiatan itu akan diawali dari lembaga pendidikan negeri dengan merekrut seorang guru tari dan seorang siswa yang memiliki potensi seni.
"Proses rekrutmen guru tari dan siswa yang memiliki kemampuan sebagai penari akan dimulai akhir Maret sampai awal April," ucapnya.
Ia menyebutkan, Disbudpar akan merekrut 100 penari, baik guru maupun siswa, yang akan memperoleh materi Tari Thengul, untuk selanjutnya diajarkan kepada para siswa lainnya.
"Mereka yang kemudian akan meneruskan pelatihan Tari Thengul kepada para penari lainnya di wilayahnya masing-masing," ucapnya menambahkan.
Ia optimistis waktu yang tersedia mencukupi untuk mempersiapkan Tari Thenggul massal sampai pelaksanaan yang masuk agenda Internasional International Folklore Festival pada 13-19 Juli. "Durasi Tari Thengul massal selama tujuh menit," ucapnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Disbudpar Enggar Dyah Rinimukti menambahkan, Tari Thengul massal itu akan masuk MURI, meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan jumlah penari dalam kegiatan Tari Gandrung di Banyuwangi.
Kriteria masuk catatan rekor MURI tidak bergantung dengan jumlah, tetapi keaslian seni tari yang akan ditampilkan memiliki perbedaan dengan karakter tari di Banyuwangi.
"Prinsipnya masuk catatan MURI karena keaslian tari Thengul. Jelas Tari Thengul berbeda dengan tari di Banyuwangi," katanya.
Kegiatan International Folklore Festival ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan kesenian dan budaya yang diluncurkan Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah, sebagai usaha mengangkat pariwisata di daerah setempat. (*)