Surabaya (Antaranews Jatim) - Bakal Wakil Calon Gubernur di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur (Pilkada Jatim) 2018 Emil Elestianto Dardak melakukan pembahasan untuk memformulasikan generasi milenial sebagai subjek pembangunan.
"Belum lama lalu kami sempat bertemu dengan Mas Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dan perbincangan kami lebih banyak memformulasikan tentang apa sih milenial itu," katanya kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Emil datang ke Surabaya didampingi istrinya, Arumi Bahcsin, untuk menghadiri konsolidasi kader Partai Amanat Nasional, sebagai salah satu partai politik yang mendukungnya untuk maju di Pilkada Jatim 2018, berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa.
Dalam kesempatan itu, dia menginformasikan bahwa hari ini Khofifah Indar Parawansa bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jakarta.
"Bu Khofifah berangkat ke Jakarta bersama pengurus dan Ketua Partai Demokrat Jawa Timur untuk bertemu dengan Pak SBY dan Mas AHY," katanya.
Pertemuan itu, dia menjelaskan, untuk merancang rencana rapat konsolidasi daerah untuk pemenangan Pilkada Jatim 2018.
"Di antaranya juga merancang tur Pak SBY di Jawa Timur dalam rangka pemenangan Pilkada Jatim karena beliau sangat ingin bertemu dengan masyarakat Jawa Timur," ujarnya.
Tak cuma SBY yang akan melakukan tur di Jawa Timur, Emil menandaskan, Presiden Republik Indonesia ke enam itu rencananya juga akan dibantu oleh putra sulungnya, AHY.
"Waktu bertemu saya kemarin, Mas AHY mengaku sangat antusias untuk ikut membantu turun ke Jawa Timur," katanya.
Lebih lanjut Emil lebih banyak menceritakan hasil perbincangannya dengan AHY terkait pembahasan tentang generasi milenial.
"Kami sepakat bahwa milenial jangan cuma jadi semboyan yang kosong. Tapi benar-benar bisa diformulasikan menjadi subyek pembangunan yang harus ditempatkan pada tatanan yang bermakna," ucapnya. (*)
Emil Formulasikan Milenial sebagai Subjek Pembangunan
Rabu, 7 Februari 2018 21:21 WIB
Kami sepakat bahwa milenial jangan cuma jadi semboyan yang kosong. Tapi benar-benar bisa diformulasikan menjadi subyek pembangunan yang harus ditempatkan pada tatanan yang bermakna