"Properti bakpao yang ditempel di kepala menandakan bentuk untuk menyuarakan kejujuran serta mengampanyekan slogan 'Jujur Harga Mati'," kata Pembina UKM Tari Ubaya Guguh Sujatmiko.
Guguh menjelaskan salah satu mahasiswa memeragakan gerak tablo dengan make up warna hitam pekat menandakan sebuah tiang listrik. Sementara pengaturan panggung di gazebo kampus itu menggambarkan tragedi kecelakaan tersangka korupsi KTP elektronik hingga muncul akun-akun satire terkait insiden tersebut.
"Kita harus jujur. Jika melihat bakpao dan tiang listrik itu artinya jujur. Melalui kampanye tarian bakpao menjadikan contoh bahwa kejujuran itu sangat penting," kata dia.
Dosen Fakultas Industri Kreatif ini menyebut bahwa tarian bakpao sebagai langkah awal bahwa mahasiswa Ubaya harus bersikap jujur. Mulai pada saat mahasiswa mengerjakan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Tarian bakpao, lanjut dia, tidak hanya sebagai bentuk kritikan kepada Setya Novanto, namun lebih dari itu. Menurutnya, sebuah kejujuran bukan hanya dari kalangan elit politik, melainkan masyarakat pada umumnya.
"Karena kasus ini sangat besar dan masih hangat, kami berharap bukan kasusnya yang diingat. Tapi kami berusaha masukkan ke hal-hal positif yaitu memegang teguh kejujuran. Bakpao dan tiang listrik sebagai simbol kejujuran," ujarnya.
Sementara, Ketua UKM Tari Ubaya Elyna Artha menuturkan proses pemilihan gerak dan tema tari bakpao membutuhkan waktu tiga minggu lamanya.
Para penari bakpao, lanjut mahasiswa semester V Fakultas Bisnis dan Ekonomika, memakai ikat kepala untuk menempelkan bakpao dengan diameter 10 centimeter dan berkostum atasan serba putih laiknya pemain pantomim. Di mana di sekujur wajah dicat putih.
"Harapannya dengan adanya kampanye ini, kami organisasi di Ubaya dengan bersikap jujur dan menolak untuk melakukan hal yang merugikan Negara seperti korupsi," ucapnya.(*)
Video Oleh Willy Irawan