Bojonegoro, (Antara Jatim) - Pertamina Hulu Energi (PHE) akan melibatkan daerah penghasil dalam mengelola Blok Tuban di Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur, setelah "Joint Operating Body" (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) berakhir masa kontraknya Februari 2018.
"Field Admin Superintendent" JOB PPEJ Akbar Pradima, di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan Kementerian ESDM sudah menunjuk PHE yang akan mengelola lapangan minyak Blok Tuban di dua kabupaten itu.
Sebab, lanjut dia, sesuai kontrak JOB PPEJ mengelola Blok Tuban, selama 30 tahun dengan masa kontrak habis Februari 2018.
"Petrochina setelah ini tidak terlibat dalam pengelolaan Blok Tuban. Pengelolaan Blok Tuban akan melibatkan daerah penghasil, termasuk Provinsi Jawa Timur," kata dia, menjelaskan.
Menurut dia, produksi minyak Blok Tuban, baik lapangan sumur minyak Sukowati dan lapangan Mudi di Tuban, yang sekarang ini dengan produksi rata-rata sekitar 13.600 barel per hari masih menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat di sekitarnya.
Produksi minyak sekitar 13.600 barel per hari itu, terbesar dihasilkan dari lapangan A Sukowati di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, dan lapangan B di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, sedangkan sebagian lainnya dari lapangan Mudi, Tuban.
Oleh karena itu, lanjut dia, JOB PPEJ sekarang ini melakukan pembersihan sumur minyak 19 di lapangan A Sukowati di Desa Campurejo, Kecamatan Kota. sebagai usaha mempertahankan produksi.
"Pembersihan sumur minyak yang dilakukan untuk mempertahankan produksi minyak yang sekarang ini menurun secara alamiah," ucapnya, menambahkan.
Terkait kejadian sejumlah warga Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, yang mencium bau tidak sedap dari lapangan A Sukowati beberapa waktu lalu, kata dia, merupakan kejadian yang wajar dalam industri minyak.
"Di dalam insdustri minyak wajar kalau muncul bau tak sedap juga panasnya pembakaran gas 'flare'. Tetapi kami tetap mengutamakan keamanan masyarakat di sekitarnya," ujarnya, menegaskan.
Dalam kejadian itu, seorang warga Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, terpaksa harus dirujuk ke rumah sakit (RS) karena mengalami gejala keracunan, sedangkan sejumlah warga lainnya menjalani pemeriksaan kesehatan di rumahnya masing-masing.
Ia menambahkan pengembangan lapangan C Sukowati akan dilakukan setelah ada pergantian operator dari JOB PPEJ ke PHE, pada Februari 2018.
"Rencananya lokasi pengembangan lapangan C Sukowati di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk," tuturnya.(*)