"Laki-laki diharapkan bisa memulai perubahan dengan memberi kesempatan seluas-luasnya pada perempuan," ujarnya di sela "nonton bareng" film Kartini bersama sejumlah tokoh laki-laki di Surabaya, Jumat.
Ia memisalkan, yang menjadi keinginan kuat dari Kartini dan kemudian didukung kebijakan ayahnya hingga akhirnya bisa menghasilkan perubahan luar biasa, namun tetap mempertahankan nilai-nilai lama sambil menerima nilai baru yang lebih baik.
Menurut dia, keberadaan Kartini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi bangsa karena telah menjadi pelopor untuk kemajuan perempuan di Indonesia.
Selain itu, kata dia, perjuangan seorang Kartini muda semasa hidupnya mampu memberikan beberapa dampak positif bagi perempuan masa kini.
"Pertama, perempuan memperoleh hak sama dalam memperoleh pendidikan, kesehatan, politik dan ekonomi, kemudian mengendalikan kegiatan domestik atau urusan rumah tangganya, dan pembangunan merata yang juga dirasakan bagi laki-laki," ucapnya.
Karena itulah, orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut mengajak puluhan tokoh masyarakat, akademisi, dan tokoh agama untuk menyaksikan film Kartini.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan penonton lainnya mengenakan blangkon dan pakaian beskap yang merupakan adat Jawa.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid mengapresiasi film Kartini dan mengaku baru mengetahui bahwa pelajaran yang ada dalam kisah perjuangan saat itu salah satunya ada dalam Al-Quran.
"Ada pelajaran yang sangat berharga yaitu ajakan untuk membaca. Ini sesuai dengan Surat Al- Alaq di dalam Al-Quran," katanya. (*)