Bojonegoro (Antara Jatim) - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bekerjasama dengan Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro melaksanakan Program Pengembangan Usaha Produktif Berbasis Potensi Komoditas Unggulan di Gedung PIB Desa Ringin Tunggal Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Pelatihan yang diikuti oleh ratusan karang taruna dan ibu-ibu dari desa-desa di kecamatan tersebut dibuka oleh Camat Gayam, Hartono.
"Kita harapkan warga akan semakin produktif dan terlatih dalam mengembangkan usahanya," tutur dia pada Selasa (14/2/2017).
Menurut dia, daerahnya akan semakin berkembang ketika masyarakatnya mampu mengembangkan diri, mulai berkembangnya wawasan, jaringannya sehingga bisa mandiri.
"Selalu saya sampaikan bahwa wibawa masyarakat Gayam di mata Bojonegoro dan juga nasional maupun internasional akan semakin naik ketika kita bisa menunjukkan kemandirian, kemajuan, dan mampu sekaligus berani bersaing," ucapnya menegaskan.
Dalam program ini, peserta diberi pelatihan kewirausahaan, diajari cara mengembangkan budidaya jamur, strategi pemasaran, dan didampingi hingga usahanya berjalan.
Pelatih dan pendamping dalam program ini merupakan tim ahli dari PIB Bojonegoro. Pelatihan tersebut akan berlangsung selama 10 hari hingga minggu depan.
"PIB Bojonegoro melaksanakan pelatihan ini secara berjenjang, supaya peserta betul-betul terampil dan bisa mempraktekan hasil latihannya," jelas Direktur PIB Bojonegoro Ifa Jumrotun Naimah.
Perempuan yang biasa disapa Ifa ini mengatakan, ada 20 kelas yang diikuti oleh 400 peserta selama program yang berlangsung dari 13 -23 Februari 2017.
Program diawali dengan tahapan pra inkubasi bisnis. Tahapan ini PIB dan calon peserta melakukan identifikasi potensi yang dapat dikembangkan menjadi komoditas unggulan di sejumlah desa.
“Sebelum masuk inkubasi, kami sudah memulai dengan berbagai diskusi di masyarakat, mengajak mereka berpartisipasi aktif untuk sama-sama membaca peluang dan potensi komoditas unggulan di setiap desa. Hasilnya, masyarakat memilih komoditas jamur tiram dan hortikultur sebagai potensi unggulan,” jelas Ifa.
Ia menambahkan untuk memastikan mampu memulai usaha pasca pelatihan, peserta juga akan dihubungkan dengan akses permodalan melalui asosiasi usaha yang telah didirikan sebelumnya dalam bentuk "joint investmen" atau modal penyertaan.
"Meskipun pelatihan sudah selesai, tetap akan kita monitor, dan siap mendampingi. Karena menurut saya, yang paling penting itu pendampingannya," jelasnya.
PIB Bojonegoro terus dikembangkan sebagai pusat pengembangan ekonomi bagi masyarakat, khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Gayam.
Meski demikian, kata Ifa, PIB Bojonegoro sudah bekerjasama dengan berbagai organisasi dan perusahaan di Bojonegoro dan di kota-kota lain di seluruh Indonesia.
"Kita sudah sering diundang pelatihan ke kota lain. Kerjasama dengan perusahaan pemasok juga terus kita kembangkan untuk membangun jaringan pemasaran bagi para peserta pelatihan," tuturnya.
Perwakilan EMCL Beta Wicaksono menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada masyarakat yang telah mendukung kesuksesan proyek negara di Lapangan Banyu Urip.
Menurutnya, program yang dilaksanakan dengan PIB Bojonegoro ini merupakan komitmen EMCL dalam pengembangan ekonomi masyarakat sekitar wilayah operasi.
"Kami berharap, melalui program ini industri hulu migas, khususnya di Lapangan Banyu Urip ini bisa memberi kontribusi positif bersama pemerintah dalam mengembangkan taraf hidup masyarakat," ucapnya. (*)